Rabu Abu Artinya? Ini Penjelasannya, Rabu Abu 2022 Diperingati 2 Maret

Arti Rabu Abu Adalah Ini Penjelasannya, Rabu Abu 2022 Diperingati 2 Maret

Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
Google PlayStore
Rabu Abu Artinya? Ini Penjelasannya, Rabu Abu 2022 Diperingati 2 Maret 

Abu adalah tanda pertobatan.

Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6).

Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu.

Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

Baca juga: Raffi Ahmad Beri Hadiah Emas 50 Gram ke Pegawai, Ramai-ramai Netizen Ingin Jadi PNS

Pemberian Abu

Dalam misa Rabu Abu, abu diberikan kepada umat.

Abu yang diberikan, diperoleh dari hasil pembakaran daun palem yang telah diberkati dan dibagikan pada minggu palma pada 1 tahun sebelumnya pada Hari Minggu Palma.

Banyak Gereja Katolik yang tersebar di seluruh dunia meminta umatnya untuk mengembalikan daun palem yang dibawa pulang ke rumah, daun palem yang sudah mengering agar dapat dibakar dan dijadikan Abu.

Abu itu pada misa Rabu Abu setelah diberkati oleh Pastor dan diperciki dengan air suci, para umat diperbolehkan untuk maju menerima Abu.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pembunuh Calon Pengantin di Pemulutan Selatan OI Ditangkap, 1 Pelaku Lain Diburu

Hari Tobat

Pemberian Abu mengingatkan kita akan mortalitas (hidup duniawi yang akan berakhir nanti) kita, dan mengajak kita untuk bertobat.

Pada masa Gereja awal, Rabu Abu adalah hari yang diperuntukkan bagi para pendosa dan orang-orang yang ingin kembali ke pangkuan Gereja, untuk memulai pertapaan sebagai wujud penyesalan dan tanda tobat.

Abu yang kita terima merupakan pengingat akan kedosaan kita, dan banyak umat Katolik yang membiarkan tanda salib dari Abu di dahi kepala mereka sebagai tanda kerendahan hati.

Baca juga: Rabu Besok Terjadi Pemadaman Listrik di Empat Lawang, Ini Daftar Daerah Terdampak

Berpuasa dan Berpantang

Gereja Katolik menekankan bahwa pentingnya bentuk penyesalan akan dosa kita nyatakan juga dengan puasa dan berpantang memakan daging.

Umat Katolik yang berumur 18 tahun hingga 60 diminta untuk berpuasa, yaitu mereka hanya boleh makan malam dengan lengkap (minus daging) dan hanya 2 porsi yang sedikit pada pagi dan siang hari; dan tidak boleh ada makanan lain selain dari pada itu.

Dan bagi umat di atas umur 14 tahun untuk menahan diri untuk memakan daging, atau makanan yang mengandung daging pada hari Rabu Abu.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved