Seputar Islam
Sidratul Muntaha Adalah Apa? Berikut Arti Secara Bahasa Beserta Penjelasannya
Isra Miraj merupakan peristiwa perjalanan yang dialami Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha dan berakhir di Sidhratul Muntaha.
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Isra miraj merupakan peristiwa bersejarah yang patut untuk diimani umat islam.
Isra miraj yang terjadi pada malam 27 Rajab merupakan perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha.
Nabi Muhammad saw naik ke surga (Sidratul Muntaha) bersama malaikat Jibril.
Dikisahkan bahwa perjalanan Rasulullah saw ini menggunakan hewan buraq.
Perjalanan Rasulullah SAW berakhir di Sidratul Muntaha, dimana Nabi Muhammad mendapatkan perintah melaksanakan sholat 5 waktu.
Di Sidratul Muntaha pula Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Adam hingga Nabi Musa A.S.
Lantas apa yang dimaksud dengan Sidhratul Muntaha ini?
Baca juga: Kumpulan Ceramah/Pidato Singkat Saat Memperingati Isra Miraj 1443 Hijriah atau Tahun 2022
Pengertian Sidhratil Muntaha
Sidhratil Muntaha (سدرة المنتهى) terdiri dari dua suku kata yakni sidr (سِدْرَة) yang berarti pohon bidara dan Muntaha (لمنتهى) yakni tertinggi; batas akhir.
Secara bahasa arti Sidratulmuntaha adalah sebuah pohon bidara yang menandai akhir dari langit atau surga ke tujuh.
Dalam sejarah arti Sidratul Muntaha adalah tujuan akhir perjalanan Isra Miraj Rasulullah saw dalam waktu semalam.
Di Sidratul Muntaha Rasulullah saw bertemu Allah swt untuk menerima perintah shalat lima waktu.
Sidratul Muntaha juga dikatakan sebagai batas di mana makhluk tidak dapat melewatinya.
Baca juga: Buroq Itu Apa? Kendaraan Rasulullah SAW pada Saat Isra Miraj, Berikut Sejarah Singkatnya
Baca juga: Bacaan Doa Dzikir Pagi dan Petang Latin Arti Lengkap Waktu dan Keutamaan Berdzikir
Berikut sejumlah hadist yang menerangkan keadaan Sidratul Muntaha :
Hadits dari Anas ra, Nabi saw bersabda: "Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, "Wahai Jibril, apakah keduanya ini?" Dia menjawab, "Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat." (HR. Bukhari 3207)