Berita Pagaralam

Tak Ikut Mogok Protes Harga Kedelai, Terungkap Alasan Pengrajin Tempe di Pagaralam

Pengrajin Tempe dan Tahu di pagaralam tidak ikut dalam aksi mogok sebagai bentuk protes harga bahan baku kedelai yang tinggi

SRIPOKU/WAWAN
Pengrajin di Kota Pagaralam tengah memproduksi Tempe dan Tahu, Senin (21/2/2022) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PAGAR ALAM- Sejumlah pedagang dan pengrajin Tahu dan Tempe dibeberapa daerah di Indonesia melakukam mogok produksi dan berdagang Tahu dan Tempe.

Hal ini dilakukan untuk memprotes harga bahan baku tahu dan tempe yaitu kedelai yang terus saja naik.

Namun hal serupa tidak dilakukan oleh para pengrajin dan pedagang tahu dan tempe di Kota Pagar Alam Sumatera Selatan.

Hal tersebut dilakukan oleh mereka karena jika tidak produksi maka para produsen tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Meskipun harga kedelai terus saja naik namun mereka tetap terpaksa produksi tahu dan tempe.

Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tahu dan tempe masyarakat Pagar Alam juga untuk terus bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Seorang pengrajin tahu di Desa Gunung Gendang Pagar Alam Suratman (58) mengatakan, dirinya masih tetap memproduksi tahu meskipun ada ajakan untuk mogok dari sejumlah produsen tahu dan tempe disejumlah daerah.

"Kami bukan tidak ikut mogok pak, tapi jika kami mogok maka kami tidak bisa makan. Karena hasil jual tahu inilah andalan kami untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Namun dikatakannya kenaikkan harga kedelai yang terus menerus ini membuat para pengrajin dan pedagang tahu dan tempe di Pagar Alam resah.

Pasalnya mereka tidak bisa mendapatkan untung seperti dulu.

"Saat ini keuntungan jual tahu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari pak. Selian itu kami juga tetap produksi meskipun harga kedelai naik demi untuk makan kami pak," katanya.

Baca juga: Harga Pupuk Naik 100 Persen, Begini Petani di Pagaralam Siasati Kebutuhan Pupuk

Senada dikatakan Susi (52) pedagang tahu lainnya bahwa kesulitan pedagang dan pengrahin tahu saat semakin bertambah dengan naikknya harga minyak goreng.

"Saat ini kami semakin sulit dengan naiknya harga minyak goreng. Karena untuk mengoreng tahu kami harus menggunakan minyak goreng. Jadi agar tidak rugi kami saat ini menggunakan minyam curah pak," jelasnya. (SP/WAWAN)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved