Berita Viral

Kisah Siswa Nyambi Jualan Siomai di Sekolah, Awalnya Malu Lihat Kakak Berjualan : Lumayan Bantu Ibu

Setiap harinya, Diki tak lagi berpikir tentang waktu di luar sekolah untuk bermain yang tidak ada gunanya, melainkan memanfaatkan waktunya untuk berus

Editor: Weni Wahyuny
(MUH. AMRAN AMIR)
Dengan mengenakan pakaian putih abu-abu, lengkap dasi dan sebuah kendaraan bermotor roda dua dilengkapi wadah persegi empat 2 buah dibagian belakang motor dan kompor beserta tabung gas dan bumbu Siomai, Diki (17) seorang Siswa kelas XI SMKN 8 Luwu Utara, Sulawesi Selatan dengan wajah cerah ceria menjual Siomai di sekolahnya, Selasa (08/02/2022) 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUWU UTARA - Kisah Diki (17), siswa yang nyambi jualan siomai saat sekolah.

Diki merupakan siswa kelas XI SMKN 8 Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Diki berseragam sekolah saat ia menjajakan barang dagangannya.

Usaha siomai yang digelutinya sudah berjalan satu tahun, sejak duduk di bangku kelas X, hal itu dilakukan demi menghidupi keluarganya.

Setiap harinya, Diki tak lagi berpikir tentang waktu di luar sekolah untuk bermain yang tidak ada gunanya, melainkan memanfaatkan waktunya untuk berusaha.

Mengenakan pakaian putih abu-abu, dasi, membawa sebuah kendaraan bermotor roda dua dilengkapi wadah persegi empat 2 buah di bagian belakang motor, kompor beserta tabung gas dan bumbu siomai, Diki dengan wajah cerah ceria menjual siomai di sekolahnya.

Pagi hari, Diki harus berkemas menyiapkan jualan siomai untuk dijual di sekolah, yang jarak rumah dan sekolahnya berkisar 4 kilometer.

“Saya mulai berjualan siomai sejak satu tahun lalu, syukur alhamdulillah jualan saya berjalan dan selalu laris terjual,” kata Diki, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (8/2/2022).

Selain berjualan di sekolah, Diki juga menjual dagangan di kampungnya di Desa Mario, Kecamatan Baebunta.

“Kalau sudah istirahat di sekolah lanjut berjualan, begitu pun setelah pulang sekolah, sore setelah istirahat sedikit saya kembali berjualan keliling kampung,” ucap Diki.

Di sekolah, Diki menjual siomai 200 hingga 300 biji, dengan harga Rp 1.000 per biji dan umumnya laris terjual.

“Lumayanlah hasilnya, anak-anak sekolah dasar kalau beli siomai antara 2 sampai 5 biji, kalau di sekolah tidak habis dilanjutkan di kampung-kampung,” ujar Diki.

“Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan membeli bahan siomai, yang utama adalah membantu ekonomi keluarga, saya saat ini tinggal bersama ibu yang bekerja sebagai petani jeruk nipis,” tambah Diki.

Ide berjualan berangkat dari saudaranya yang sudah dari awal berjualan, setelah beberapa hari memperhatikan kakaknya, Diki pun mencoba untuk berjualan.

“Awalnya kakak saya yang berjualan. Saat itu saya malu melihat kaka saya berjualan, tetapi beberapa hari kemudian tiba-tiba saya mau juga berjualan karena saya berpikir saya juga perlu membantu keluarga, nah mulai saat itulah saya belajar berjualan, saya jualan mulai di sekolah,” tutur Diki.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved