Berita Viral

Jadi Incaran Dunia, Badan Geologi Temukan Mineral Logam Super Langka di Lumpur Lapindo

Mengutip pemberitaan Kompas (30/5/2006), semburan lumpur disertai gas keluar dari permukaan tanah melalui rawa yang ada di sekitar lokasi pengeboran.

Editor: Moch Krisna
SURYA/Sugiharto
Salah satu area yang terkena luberan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Senin (26/5/2014). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Tragedi lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarja 16 tahun lalu menyebabkan banyak orang mengungsi.

Bencana lumpur Lapindo bermula dari kebocoran sumur pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas.

Mengutip pemberitaan Kompas (30/5/2006), semburan lumpur disertai gas keluar dari permukaan tanah melalui rawa yang ada di sekitar lokasi pengeboran.

Dalam sepekan semburan lumpur terus meluas menggenangi areal sekitar lokasi pengeboran.

Semburan lumpur lapindo itu setidaknya menggenangi 16 desa di tiga kecamatan.

Total 10.426 unit rumah terendam lumpur dan puluhan ribu jiwa terpaksa mengungsi.

Berdasarkan peta area terdampak, luas wilayah penanganan sosial kemasyarakatan dari bencana semburan lumpur Lapindo mencapai 1.143,3 hektare.

Penyebab terjadinya semburan gas disertai lumpur panas hingga kini masih misterius.

Salah satu area yang terkena luberan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Senin (26/5/2014).
Salah satu area yang terkena luberan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Senin (26/5/2014). (SURYA/Sugiharto)

Juga tak diketahui secara pasti kapan lumpur dari kedalaman 2.734 meter itu akan berhenti menyembur.

Hari ini, ketika lumpur sudah menyembur selama 16 tahun hingga membentuk bagian menyerupai kawah yang aktif mengeluarkan asap, di antara hamparan luapan lumpur yang telah mengering.

Untuk menangani bencana ini, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggelontorkan anggaran dalam jumlah yang tidak sedikit.

Namun siapa sangka, lumpur Lapindo rupanya menyimpan kandungan logam super langka yang disebut rare earth atau logam tanah jarang.

Temuan tersebut dibenarkan langsung oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Melansir artikel SerambiNews.com, umumnya rare earth sulit ditemukan pada permukaan bumi.

Dengan demikian keberadaan logam tanah jarang sulit ditemukan, namun bencana Lapindo menjadi berkah bagi adanya rare earth.

Halaman
123
Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved