Berita Sriwijaya FC

Manajemen Sriwijaya FC Bakal Bertemu Dengan Sosok Investor Baru Bagi SFC

Ketika dikonfirmasi kabar tersebut dibenarkan Manajer Tim  Hendriansyah ST MSi yang merupakan Direktur Marketing PT SOM

Editor: Slamet Teguh
Media Officer Sriwijaya FC
Skuad Sriwijaya FC saat menghadapi Persiba Balikpapan pada Rabu (15/12) lalu 

"Maksud Pak Gubernur, coba dikelola seperti yang profesional betul. Dia bisa hidup sendiri, nyari duit sendiri, punya marketing yang bagus, ada bisnis yang bisa dijalankan untuk membiayai. Itu yang kita terjemahkan dari keinginan Pak Gubernur," jelasnya. 

Hanya saja dalam arahan Gubernur, yang pertama kalau bisa yang pegang SFC itu tetap wong Sumsel. Yang kedua, homebasenya tetap berada di Palembang. Sriwijaya FC itu tetap milik masyarakat Sumsel. Tidak boleh dipindahkan ke tempat lain. 

"Silahkan dikelola oleh siapa, kalau bisa putra daerah. Itu pesan Pak Gubernur. Jadi ada ikatan emosional dengan Sumsel-nya. Tapi tidak boleh memindahkan homebasenya dari Palembang. Umpannya kalau kita jual dengan wong luar negeri, dipindahkannya ke Jakarta umpanya begitu. Itu memang ada syarat dari Pak Gubernur," beber Hendrianyah. 

Hendriansyah yang mengidolakan legend pesepakbola Argentina, Diego Maradona mengatakan pihaknya tengah melaksanakan apa yang memenuhi keinginan Gubernur tadi. Syaratnya SFC tidak boleh pindah dari Palembang, kalau bisa putra daerah, tidak mengandalkan ada politisnya, lebih benar-benar profesional. 

"Yang jelas dua tahun ini kita belum berhasil. Itu fakta. Ke depannya jangan tidak berhasil lagi, itu kata Pak Gubernur. Evaluasi beliau yang saya tangkap, ternyata pengelolaan SFC itu tidak dilakukan secara profesional, bahasanya seperti itu. Bisa jadi kami-kami ini kategori yang profesional menurut beliau. Itu yang lagi kita usahakan ke depan. Siapakah orang yang akan mengelola secara profesional itu lagi dicari. 

Pada saatnya bahwa orang itu sudah ada, pasti diumumkan di publik. Harapannya orang yang mengelola SFC nanti bisa membawa SFC ke Liga 1 di Tahun 2022," ujarnya. 

Setelah itu terwujud, sudah ada yang diberikan mandat untuk megang SFC, baru menyusun pelatih, kemudian pelatih milih pemain, nanti kita akan hubungi pemain-pemain itu, bikin kontrak, latihan. Tinggal menunggu kalau jadwalnya Liga 2 habis lebaran bulan 6 ataukah bulan 7.

"Menurut beliau pengelolaan sekarang itu kurang pas. Terkait memang persiapan pendanaan karena sekarang kan lewat APBD pasti tidak boleh. Harga mati tidak boleh pakai APBD. Nah kalau kita masih tergantung dengan pemerintah, tidak bisa. Pemerintah itu cukup sebagai pembina, mengarahkan. Tapi pada saat operasional dilakukan orang profesional," terang alumni FT Pertambangan Unsri. 

Misalnya SFC mencari sponsor yang ada ikatan bisnis, ada take and give. SFC mengiklankan, mengkampanyekan produk mereka, kemudian mereka ada memberikan kontribusi sponsor. 

"Kemudian dibentuk juga bisnisnya yang kuat, apakah SFC itu punya stadion homebasenya, stadion utamanya yang dipegang oleh SFC. Kalau sekarang ini kan tidak ada kita," kata penerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun dari Presiden RI Tahun 2013.

Seperti diketahui Sriwijaya FC selama ini di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sifatnya numpang saja. 

"Bukan punya dia betul. Diupayakan dia punya ini. Kemudian juga dari penjualan souvenir, marchandisenya, dimaksimalkan. Termasuklah nanti lobi-lobi pemilihan pemain. Kalau mau menang itu harus siap seluruhnya," kata pria kelahiran Arahan (Lahat), 15 Desember 1972.

Mantan Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Muratara mengatakan nantinya SFC ke depan merupakan tim yang siap pendanaan, siap pemain, siap manajemen  

"Ya arah keinginan Pak Gubernur ke industri olahraga sepakbola. Kami menterjemahnya seperti itu. Kami lagi mencari siapa sebenarnya yang akan bergabung dengan SFC musim 2022. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini. Siapa yang cocok, yang sepakat, dan komitmennya sama dengan komitmen Pak Gubernur. 

Kalau dia sanggup, punya modal akan membawa SFC ke Liga 1, tapi bawa SFC ke Lampung atau ke Jambi, itu gak cocok juga. Tetap harus di Palembang. Ketentuannya harus seperti itu. Kalau profesional harus dipegang oleh mereka sahamnya. Karena itu wujud tanggungjawab. Saham itu kan pemodal. Tidak bisa hanya hawo saja. Dia harus pegang kendali sahamnya, kendali operasionalnya. Tetapi Gubernur tetapkan target dan syarat-syarat. Targetnya Liga 1 dan syarat-syaratnya tetap di Palembang, dikelola oleh putra daerah," pungkasnya. (fiz)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved