Berita Nasional

Serang Para Penghujatnya, Anies Baswedan Akhirnya Merespon: Kalau Mau Kritik Pakai Fakta

Fakta itu menjadi amunisi bagi para politisi yang berkarier di parlemen atau bukan untuk menyerangnya. Selain itu, kebijakan menggelar ajang balap Fo

TribunJakarta.com/Yanuar Nurcholis Madjid
Serang Para Penghujatnya, Anies Baswedan Akhirnya Merespon: Kalau Mau Kritik Pakai Fakta 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Jadi Gubernur DKI Jakarta merupakan cobaan tersendiri bagi Anies Baswedan

Dirinya kini ramai dikritik hingga dihujat.

Salah satu pihak yang menyerangnya adalah para politisi.

Apalagi kini banjir menerpa Jakarta.

Fakta itu menjadi amunisi bagi para politisi yang berkarier di parlemen atau bukan untuk menyerangnya.

Selain itu, kebijakan menggelar ajang balap Formula E juga mendapat sorotan politisi.

Setelah didiamkan, Anies rupanya tak tahan juga untuk tak merespons.

Dikutip dari YouTube Total Politik, Jumat (21/1/2022), Anies meminta kepada pengkritik agar menyampaikan gagasannya berdasarkan fakta yang ada.

Dengan begitu, kritik tidak menjadi opini yang melenceng dari fakta sesungguhnya.

“Kalau kita memberikan kritik maka gunakan fakta, jangan gunakan fiksi apalagi fitnah,” ujarnya.

“Kalau mau kritik pakai fakta, sehingga bagi yang mendengarkan itu berfaedah,” imbuhnya.

Menurutnya, kritik tidak perlu dibungkam karena merupakan proses pendidikan bagi publik.

Kata Anies, seseorang sebetulnya melakukan pembelajaran mandiri (self learning) ketika sedang menonton ataupun membaca berita.

“Kalau kita dapat kehormatan untuk bicara maka hormati pendengar kita dengan menyampaikan fakta dan sampaikan perspektif,” katanya.

“Itu nggak apa-apa, yang repot itu kan perspektifnya kritik tapi pakainya fiksi, kalau pakai fakta nggak apa-apa kita bisa ngobrol,” jelas Anies.

Jika konsep itu diterapkan, kata Anies, bangsa Indonesia semakin tercerahkan karena penerima kritik mendengarkan perspektif yang berbeda-beda.

Anies menganalogikan seperti sebuah gelas yang diisi air mineral.

Apabila ada 100 orang menyampaikan isi gelas tersebut adalah kopi, maka terbentuklah opini menjadi air kopi, bukan lagi air mineral.

Begitu juga dengan opini soal rencana turnamen Formula E yang dianggap pemborosan saat Ibu Kota dilanda pandemi.

Anies menyebut, pembayaran dilakukan sebelum pemerintah pusat mengumumkan adanya pandemi Covid-19.

Biaya komitmen Formula E dikeluarkan menggunakan APBD DKI Jakarta atas persetujuan DPRD DKI Jakarta.

“Jadi, ketika kami sudah melakukan pembayaran dulu dan saya yakin yang bicara itu tahu (biaya komitmen dibayar sebelum pandemi), tapi kalau semua orang bilang pengeluarannya dilakukan sekarang (saat pandemi), terjadilah opini,” ucapnya.

Seperti diketahui, Ketua Umum PSI Giring Ganesha menyebut sosok yang ia nilai tak layak menggantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden.

Menurut Giring, sosok yang menggunakan isu SARA serta mempolitisasi agama, tak layak menjadi pemimpin Indonesia.

Hal itu disampaikan Giring saat sambutan acara puncak peringatan HUT Ke-7 PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Rabu (22/12/2021).

“Kemajuan akan terancam jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA, dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam pilkada,” kata Giring.

Dia lalu juga menyebut Indonesia akan menjadi suram jika dipimpin seorang pembohong.

Di hadapan Presiden Jokowi, Giring memberikan petunjuk orang yang dia maksud, yakni seorang yang pernah dipecat dari kabinet.

“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong, dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” ucap Giring yang disambut tepuk tangan kader yang hadir.

Meski tidak menyebutkan identitasnya, namun khalayak menganggap itu adalah Anies Baswedan.

Sebab Anies pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 di tengah kasus SARA memanas di Ibu Kota.

Kritik keras dilancarkan juga politisi Partai Gerindra, Arief Poyuono, terhadap Anies Baswedan.

Menurut Arief, selama ini Anies hanya banyak wacana soal mengatasi banjir.

Namun, faktanya saat ini sebagian warga ibu kota sedang berjuang hidup di tengah banjir.

Seperti warga di Tegal Alur yang hidup tiga hari kebanjiran. Bantuan Pemprov DKI pun minim.

Menurut Arief, orang nomor satu di Ibu Kota ini hanya melakukan pencitraan, sebab untuk mengatasi banjir di DKI perlu keseriusan.

"Makanya, Pak Gubernur jangan cuma banyak omong soal mengatasi. Jakarta sampai sekarang masih banjir. Bikin sumur resapan. Sumur resapan apaan orang sumur meluap. Sumur resapan di mana-mana ada tapi ternyata meluap juga," ucap Arief kepada wartawan, Kamis (20/1/2022)

Hal tersebut ia katakan, bukan tanpa alasan, pasalnya dirinya sempat terjebak kemacetan di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, pada Selasa (18/1/2022) lalu.

Mobil yang dibawa Arief terjebak karena tak bisa melewati jalanan yang terendam banjir.

Ia menuturkan bahwa pada Selasa kemarin saat hujan deras, mobil yang dikendarainya terjebak macet, lantaran jalan yang ia lewati tergenang banjir hingga mencapai 40 sentimeter.

"Kemarin siang saya dari rumah di Kelapa Gading mau ke Cempaka Putih, saya tempuh pakai mobil sampai 3 jam. Saya enggak bisa masuk ke Cempaka Putih karena banjir kira-kira sampai 40 cm di Jalan Yos Sudarso. Jadilah macet total lalu lintasnya," jelas dia.

Ketika saat itu, Arief langsung keluar dari mobil dan merekam video untuk memantau ruas jalan yang terendam banjir.

Dirinya langsung mencari apakah ada sumur resapan yang dibuat di jalan tersebut.

"Saya bikin video yang di Twitter itu di Jalan Yos Sudarso. Saya cari saja sumur resapan, eh enggak ada. Adanya sumur meluap," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Anies Baswedan Kesal pada Politisi yang Kerap Kritik Tanpa Fakta, https://wartakota.tribunnews.com/2022/01/22/anies-baswedan-kesal-pada-politisi-yang-kerap-kritik-tanpa-fakta?page=all.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved