Berita Muratara
Cerita Marsim Penjual Arang di Muratara, Dapat Untung Lebih Jelang Malam Pergantian Tahun
Jelang malam pergantian tahun 2021-2022, penjual arang di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mendapat keuntungan lebih.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Jelang malam pergantian tahun 2021-2022, penjual arang di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mendapat keuntungan lebih.
Permintaan datang dari pembeli yang ingin bakar-bakar jagung atau ayam sembari menunggu tahun baru.
Marsim (51), penjual arang di Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit mengaku arangnya banyak dibeli menjelang malam pergantian tahun ini.
"Iya dari kemarin sudah banyak yang beli untuk bakar-bakar jagung," katanya dibincangi Tribunsumsel.com, Jumat (31/12/2021).
Dia mengungkapkan selama ini arangnya selalu kehabisan karena dibeli orang dari beberapa desa.
Biasanya yang beli adalah tukang sate, seperti dari Kecamatan Rupit, Karang Dapo, hingga Karang Jaya.
"Kadang-kadang arang ini selalu kekurangan. Kebanyakan yang beli di tempat saya ini adalah tukang sate," katanya.
Terkhusus menjelang pergantian tahun ini, Marsim menjual arang per kantong plastik agar lebih simpel.
Setiap bungkus arang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 5-20 ribu per kantong.
"Biar lebih mudah kan, misalnya dia mau beli yang kantong lima ribu atau 20 ribu, tinggal dibawa, sudah kita bungkus," ujarnya.
Sementara itu, Rani, pembeli arang yang sempat dijumpai mengatakan arang yang dibelinya untuk bakar-bakar jagung sembari menunggu pergantian tahun.
Menurut dia, membakar jagung menggunakan arang yang sudah jadi lebih simpel dibandingkan kayu bakar.
"Kalau kayu bakar mau cari dulu di hutan, kalau arang ini kita tinggal beli, harganya juga murah," katanya.
Baca juga: Muara Enim Raih Peringkat 4 Kabupaten Paling Inovatif se-Indonesia Tahun 2021
Baca berita lainnya langsung dari google news.