Natal 2021
Pesan dan Tema Natal PGI - KWI 2021, Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan
Pesan dan Tema Natal PGI - KWI 2021, Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan
Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
Surat ini berisi nasihat tentang hidup praktis yang sesuai dengan iman Kristiani dan cara jemaat menghadapi cobaan dan penderitaan.
Jemaat yang menerima surat ini dinasehati untuk memiliki rasa persaudaraan yang tulus ikhlas di dalam Kristus.
Mereka adalah sesama “pendatang dan perantau” di dunia ini (2:11).
Karena perasaan senasib dan sepenanggungan, mereka hidup seperti bersaudara kandung.
Meski berada dalam berbagai cobaan, jemaat diyakinkan mengenai tujuan hidup yang agung, yaitu untuk terus-menerus memurnikan iman mereka (1:7), dan turut ambil bagian di dalam penderitaan Kristus (4:13).
Sebaliknya, dengan memandang kepada Yesus sebagai batu penjuru, jemaat diimbau untuk menanggalkan perilaku yang memecah belah hidup persaudaraan, seperti kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah (2:1).
Dalam keyakinan tersebut, pengikut Kristus memperoleh identitas baru sebagai umat milik Allah sendiri (2:9) dan dipanggil untuk memberitakan karya-Nya melalui kehidupan mereka di tengah-tengah dunia yang tidak bersahabat serta dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hati mengasihi satu sama lain (2:12-17).
Natal 2021 mengingatkan kita untuk saling mengasihi dengan segenap hati dalam kasih persaudaraan yang tulus dan ikhlas melalui tindakan belarasa.
Yesus Kristus yang kita rayakan kelahiran-Nya mendorong kita untuk mencari jalan-jalan baru yang kreatif untuk saling mengasihi, mewartakan keadilan, dan membawa damai sejati.
Saudari-saudara terkasih,
Siapakah saudari-saudara kita? Bagi mereka yang berada dalam kesulitan, saudari dan saudara adalah mereka yang memberikan pertolongan (bdk.Luk.10:36-37).
Natal kali ini meminta kita yang digerakkan oleh kasih Kristus untuk menjadi saudari dan saudara bagi mereka yang berada di dalam kesulitan.
Orang Indonesia adalah orang yang memegang erat falsafah persaudaraan.
Seperti jemaat yang menerima Surat 1 Petrus, kita dengan sesama warga bangsa mesti menghidupi persudaraan yang melampaui ikatan darah atau identitas primordial lainnya dengan cara berbelarasa dengan saudari-saudara kita, khususnya saudari-saudara kita yang paling membutuhkan.
Belarasa bukanlah sekadar perasaan, tetapi kompetensi etis yang bersumber pada iman dan berbuah pada tindakan, bahkan gerakan untuk membantu sesama secara nyata.