Dugaan Pelecehan di Unsri
Soal Desakan Pecat Oknum Dosen Terlapor Dugaan Pelecehan di Unsri, Ini Kata Rektor Anis Sagaff
Rektorat Universitas Sriwijaya (Unsri) angkat bicara terkait adanya dugaan politisasi di balik kasus dugaan pelecehan seksual yang kini tengah menyeru
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Rektorat Universitas Sriwijaya (Unsri) angkat bicara terkait adanya dugaan politisasi di balik kasus dugaan pelecehan seksual yang kini tengah menyeruak di Unsri.
Diketahui, dugaan politisasi ini disampaikan kuasa hukum Reza Ghasarma, Ghandi Arius terkait kasus dugaan pelecehan yang menjerat Kaprodi Fakultas Ekonomi Nonaktif tersebut.
Reza Ghasarma dilaporkan tiga mahasiswinya kepolisian atas kasus dugaan pelecehan seksual melalui pesan di aplikasi handphone.
"Kalau ada unsur politisasi, silakan masyarakat yang menilai," kata Ketua Tim Satgas Penanganan Kekerasan Seksual Unsri, Prof Dr Alfitri dalam konfrensi pers yang digelar di Gedung KPA Kampus Unsri Bukit Besar Palembang, Kamis (9/12/2021).
Menurutnya, kasus ini sangat kencang beredar di media dengan menyudutkan Unsri sebagai lembaga pendidikan.
Meski demikian, Alfitri menuturkan, rektorat Unsri tidak akan mundur untuk bisa menjelaskan persoalan ini dengan sejelas-jelasnya yang tentu dengan berpijak pada kebenaran berlandaskan fakta hukum.
"Kembali lagi, kalau ada unsur politisasi, silakan masyarakat yang menilai. Karena ada guliran DPRD, ada partai politik dan ada upaya-upaya untuk melakukan deskridit terhadap Unsri," ujarnya.
"Tapi silakan saja itu tetapi kami tetap berpijak pada kebenaran dimana fakta-fakta hukum-lah yang nanti akan bisa menjelaskan itu semua," ucapnya.
Terkait proses hukum yang tengah dihadapi kedua dosen Unsri, Alfitri meminta masyarakat untuk menegakkan asas praduga tak bersalah.
Apalagi kasus ini sudah berjalan dan ditangani Polda Sumsel serta Unsri akan mengawal kasus ini dengan serius.
Dia berujar, saat ini rektorat Unsri sudah melakukan upaya internal dalam menyikapi persoalan dugaan pelecehan seksual yang kini sedang terjadi.
Upaya itu diantaranya adalah dengan membentuk tim khusus yang terdiri dari tiga bagian meliputi Tim Etik, Tim Pencari Fakta dan Satgas Penanganan Kekerasan Seksual Unsri.
"Ini suatu bentuk responsif dari rektor Unsri dalam penanganan kasus ini dengan cepat. Ada tim pencari fakta dan itu juga busa memberikan informasi-informasi untuk mengimbangi fakta-fakta hukum yang nanti akan diperoleh karena itu menyangkut mahasiswi kami," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Anis Saggaff turut angkat bicara terkait sikap Unsri yang selama ini lebih banyak bungkam saat ditanya terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang menjerat dua oknum dosennya.
Menurut Anis, sikap itu dilakukan agar tim yang sudah dia bentuk dalam menjalankan tugas dengan objektif.
"Kasus pelecehan di Unsri memang kita tangani dengan hati-hati karena ini menyangkut nama baik dan lembaga. Itu kenapa kita tidan banyak merespon. Bukan kita tidak menghormati masyarakat ataupun media yang ingin tahu. Tapi kita biarkan tim yang dibentuk dapat menangani kasus ini dengan objektif sehingga mencerminkan kita ini lembaga pendidikan berbasis data yang benar," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Anis juga menegaskan, Unsri sudah menangani kasus ini dengan serius bahkan sejak kasus ini sampai ke telinga pimpinan Unsri.
Untuk itu, hal pertama yang dia lakukan adalah dengan membentuk tim etik.
"Saya minta ketuanya adalah Zainudin Nawawi. Dengan anggota seluruh wakil rektor dan seluruh dekan serta seluruh psikolog Unsri," ungkapnya.
Anis juga angkat bicara terkait desakan untuk memecat oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya.
Dia menilai langkah itu justru akan menimbulkan persoalan baru apabila dilakukan terburu-buru.
"Banyak yang mendesak rektor untuk memecat. Padahal kita memecat tentu akan membuat masalah baru karena kita ada aturan. Mereka itu ASN. Harus dibuktikan dulu di kepolisian berlanjut di pengadilan," ujarnya.
"Doakan ini semua jadi hikmah untuk kiya semua," katanya menambahkan.
Baca berita lainnya langsung dari google news.