Jenderal Dudung Abrudrachman Disentil Ketua MUI Cholis Nafis, Fokus Pada Pertahanan Negara Saja

Heboh pernyataan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang meminta masyarakat jangan terlalu dalam mempelajari agama jadi sorotan

Editor: Moch Krisna
TribunPapuaBarat.com/Safwan Raharusun
Rombongan KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman berkunjung di Kebun Kasuari Green, milik Kodam XVIII/Kasuari, didampingi oleh Pangdam XVIII/Kasuari. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Heboh pernyataan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang meminta masyarakat jangan terlalu dalam mempelajari agama jadi sorotan

Hal ini memicu pro dan kontra yang membuat banyak orang mengomentari pernyataan Jenderal Dudung

Salah satunya  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholis Nafis merespon pernyataan tersebut

Dalam respon yang disampaikan, Cholil meminta Jenderal Dudung agar fokus menjaga pertahanan dan menumpas para perusak Negara Kesatuan Republik Indonesia ketimbang bicara soal agama.

"Baiknya fokus pada tugas pokoknya aja, yaitu pertahanan negara dan menumpas perusuh dan pembangkang NKRI," kata Cholil lewat akun Twitter resminya @cholilnafis, Minggu (5/12/2021).

 

Cholil juga mempertanyakan pernyataan Jenderal Dudung tersebut. Lantas ia menawarkan program standarisasi dai MUI kepada Dudung.

"Apa maksudnya jgn terlalu dalam mempelajari agama? Saya menawarkan standardisasi da’i MUI klo mau berganti profesi sbg penceramah agama he hehe.," tulisnya.

Diketahui, Jenderal Dudung kembali menjadi perbincangan di media sosial lantaran membicarakan agama.

Salah satu pernyataan yang disorot yakni ungkapan Jendral Dudung yang mengingatkan untuk tidak mempelajari agama terlalu dalam, agar tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan.

Jenderal Dudung mengucapkan itu saat berkunjung ke Kodam XVII Cenderawasih dan Kodam XIV Hasanuddin.

Dilansir dari Tribunnews, pernyataan itu diunggah diunggah di akun YouTube Dispenad (TNI AD), Sabtu (4/12/2021), Dudung tampak didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiah.

“Keimanan itu ada tingkatan-tingkatan keimanan. Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat,” ujar dia.

“Oleh karenanya banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh. Katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama, karena akhirnya terjadinya banyak penyimpangan-penyimpangan,” ucap Dudung.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved