Wawancara Ekslklusif Tribun Sumsel
Wawancara Ekslklusif dengan Roylisto, Putra Daerah Asli Sumsel di Balik Aplikasi Grab
Dibalik aplikasi Grab yang sudah dikenal masyarakat luas, ternyata ada tokoh penting yaitu putra daerah asli berdarah Sumsel bernama Roylisto.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
* Lulusan dari mana
Lulusan Universitas Sriwijaya (Unsri) angkatan 2009. Kalau sekolahnya di SMA Metodis I Palembang dan kuliah di Unsri.
* Grab sudah dikenal luas, sudah berapa banyak yang download
Kalau kita merujuk pada play store sudah ada 150 juta yang download overall Asia Tenggara, karena Grab kan ada di Indonesia, Singapura, Malaysia, Kamboja, Myanmar, Filipina dan Vietnam itu kan banyak coverage nya.
Di Indonesia saja nggak hanya di Provinsi tapi di Kabupaten/Kota juga ada Grab. Memang udah banyak yang mendownload dan menggunakan.
* Jadi yang mengerjakan software itu apakah Anda
Saya hanya sebagian, karena kita banyak tim. Banyak engineer di Grab, memang pusatnya di Singapura tapi kita juga ada di Indonesia sampai ke Rumania juga ada. Bisa ada ratusan engineer. Hanya memang ada perlakuan khusus saja, seperti bahasa ataupun fiture-fiture layanannya.
* Dulu kepikiran nggak bakal dapat pekerjaan seperti ini
Nggak nyangka juga, jujur waktu saya kuliah bayangan jadi tenaga IT suport atau mungkin apesnya jadi office warnet. Karena waktu itu lowongan programmer masih sangat dikit di Indonesia.
Namun dengan bermunculannya start up dan mereka membutuhkan tenaga IT, maka kebutuhan tenaga software engineer sangat besar. Apalagi di Jakarta itu lowongannya banyak, tapi suplay tenaganya masih sedikit. Artinya masih kekurangan tenaga engineer.
* Kalau orang menilai kamu itu sosok yang pinter atau nggak
Sebenarnya saya itu nggak pinter, seperti SMA saya sudah dilepas. Prestasi saya bahkan bisa dibilang 10 besar dari bawah. Bahkan waktu selesai SMA nggak ke pikiran mau kuliah, maunya kerja aja misal jadi kasir.
Waktu kuliah di Unsri juga butuh perjuangan, IPK sempat jatuh sampai beberapa semester. Jadi kalau dari pengalaman saya pribadi, kita harus gigih, kalau pinter itu relatif saja.
* Waktu kecil cita-citannya sebagai apa
Dulu pengennya jadi arsitek, karena memang lebih ke desain grafis. Tapi nasib berkata lain, daftar kuliah salah satu syaratnya tidak boleh buta warna. Akhirnya pertimbangan memilih jurusan yang tidak mempertimbangkan hal tersebut, jadi masuknya ilmu komputer.
Maka cita-citanya pun berganti jadi software engineer, karena dunia IT ini juga menarik kalau mau digali lebih dalam lagi.
Baca juga: Hadiri Porprov Sumsel 2021 di OKU Raya, Bupati Lahat Cik Ujang Sempatkan Wisata ke Danau Ranau
Baca berita lainnya langsung dari google news.