Berita Nasional
Polisi Berbaju Hazmat Amankan Buruh Saat Demo Kepemimpinan Jokowi, Buruh Sebut Pemerintah Otoriter
Puluhan polisi berpakaian hazmat ikut diturunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang dilakukan massa buruh dan mahasiswa, di kawasan Arjuna Wiwaha,
TRIBUNSUMSEL.COM - Cegah klaster Covid-19 saat demo buruh yang mengkritisi kepemimpinan Jokowi ada pemandangan berbeda.
Puluhan polisi berpakaian hazmat ikut diturunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang dilakukan massa buruh dan mahasiswa, di kawasan Arjuna Wiwaha, Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/10/2021) siang.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, kepolisian berpakaian hazmat berbaris melintang akses Jalan Medan Merdeka Barat yang mengarah ke Istana Negara.
Kepolisian sendiri sebelumnya telah menutup akses menuju Istana Negara, dengan membentangkan kawat berduri dan pembatas beton di depan Gedung Sapta Pesona.
Dalam aksinya kali ini, massa aksi akan berfokus pada evaluasi 2 tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo - Maruf Amin yang juga bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Setidaknya ada 13 tuntutan yang mereka suarakan, antara lain mencabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja dan seluruh aturan turunannya.
Mereka juga mendesak pemerintah menghentikan penangkapan aktivis yang membela rakyat, hingga meminta pemerintah mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
Sebelumnya, Nining menjelaskan, dalam aksi hari ini pihaknya akan membawa sejumlah tuntutan antara lain, cabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja dan seluruh aturan turunannya yang merugikan buruh.
Aksi ini juga mendesak Pemerintah untuk menghentikan penangkapan aktivis yang membela rakyat. Dia menyebut demokrasi pada rezim hari ini sangat buruk.
"Ini dosa besar, saya hidup di masa rezim otoriter, dan merasakan ketika pasca reformasi saya melihatnya ini rezim yang terburuk bagaimana melahirkan regulasi tidak lagi melihat kepentingan rakyat," tutur Nining.