Wawancara Eksklusif Tribun Sumsel

Cerita Sri Maya Atlet Sumsel Raih Emas PON XX Papua, Pecahkan Rekor Nasional Lari 400 Meter Putri

Sri Maya Sari (27) sudah berhasil memecahkan rekor nasional dalam waktu 53,23 detik di nomor lari 400 meter putri saat PON XX Papua.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Sri Maya bersama Head Newsroom Tribun Sumsel - Sriwijaya Post Hj. L Weny Ramdiastuti beberapa waktu lalu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sri Maya Sari (27) sudah berhasil memecahkan rekor nasional dalam waktu 53,23 detik di nomor lari 400 meter putri saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, Papua 2021.

"Saya ingin bisa mencapai ke tingkat internasional," kata Sri Maya saat diwawancarai secara khusus oleh Head Newsroom Tribun Sumsel - Sriwijaya Post Hj. L Weny Ramdiastuti beberapa waktu lalu.

Menurut wanita kelahiran Sekayu ini, dia ingin ke tingkat internasional. Kabarnya di 2022 mendatang akan ada Sea Games, jadi sekarang ini menunggu pemanggilan.

"Kalau bisa saya mau bawa pelatih sendiri yaitu Bastoni, karena memang sudah ada kecocokan," ungkapnya.

Berikut wawancara khusus dengan Sri Maya Sari

* Sri Maya baru saja memecahkan rekor lari 400 meter di Papua, bisa diceritakan bagaimana bisa memecahkan rekor tersebut

Pastinya melaksanakan program dari pelatih setiap hari di pagi dan sore. Kecuali Rabu dan Sabtu sore, istirahat.

* Latihan berapa lama

Dulu saya Secaba di Bandung tahun 2020. Lalu pertengahan 2020 pindah ke Palembang, baru latihan eksta. Jadi latihannya, satu tahun dua bulan.

Prosennya bertahan, dari mulai mempersiapkan diri untuk PON. Lalu persiapan umum, khusus, pra kompetisi dan jelang PON sudah siap memenuhi target yaitu di 53,40 detik. Pas pelakasan PON Alhamdulillah lebih bagus 53,23 detik.

* Jadi memang sudah yakin akan memecahkan rekor

Iya karena memang sudah dipersiapkan latihan. Pada saat latihan disini ada sparing partner, cowok ada dua yaitu Budi dan Rangga. Kami berdekatan kadang mereka kadang saya yang unggul.

* Jadi dapat pelatih yang semasuan

Iya benar, Bastoni ini perannya sangat besar dalam karir saya.

* Teknik mendasarnya apa nih sampai kamu bisa memecahkan rekor

Terprogram, jadi latihannya harus dengan terprogram. Ada endurance, beban, dan lain-lain. Soalnya 400 meter ini agak beda, ada gabung antara sprint dan daya tahan (endurance).

* Kamu menganalisis yang bikin menang pada point apa

Kalau menurut saya sprint juga penting, harus bagus. Karena otomatis harus sama kayak pelari 100 meter. Lalu kalau sudah kuat semua mengiringi untuk 400 meternya.

Hanya yang paling penting itu endurance, karena kalau kita nggak ada daya tahan bisa nggak bisa melangkah lagi. Tapi kalau kita ada daya tahan tetap kuat melangkahnya.

Misal yang dari Bali itu terpancing, jadi pas mau 100 meter terakhir dia habis langkah, sehingga disalip dari Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY). Kalau saya memang endurancenya uda dibentuk jadinya kuat sampai akhir.

* Pesaing terberat kamu sapa

Kalau pra PON 2019 pesaing ketatnya pelari dari Bali Dewi Ayu dia 2016 dapat perunggu. Di 2021 dia posisi ketiga dan posisi kedua dari DIY Rahma Anisa.

* Ketika kamu masuk final mereka kaget nggak

Kami kan ada babak penyisihan, tidak satu seri. Pada saat seri saya waktunya lebih bagus. Jadi mecahin rekornya hampir satu detik, dari 54,20 jadi 53,23 detik.

* Bisa diceritakan masa kecil kamu dan perjalanan karir kamu

Kalau masa kecil dari SD saya sering main, semua permainan saya alami seperti bola kasti, sepak bola, lari-lari dan lain-lain.

Pas latihan atletik di SMP yaitu di MTS Negeri Sekayu pada waktu itu ada guru olahraga. Kebetulan yang melatih olahraga itu guru atlet namanya Samsuar.

Lalu ada kejuaraan Porseni, ikutlah kejuaraan Porseni perwakilan kecamatan dulu dan memang. Kemudian mewakili kabupaten, terus ada Popda, Propov dan lain-lain secara bertahap.

Untuk SMA nya, saya melanjutkan sekolah olahraga negeri sriwijaya (SONS). Di sana saya dilatih Bastoni, jadi dari SMA saya dilatih dia. Lalu ikut
Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), Kejurnas dan lain-lain.

Untuk kuliah saya kuliah di Universitas PGRI ikut pon 2016. Sambil kuliah saya tetap latihan terus. Alhamdulillah lancar, skripsi selesai lanjut fokus PON. Alhamdulillah dapat emas 400 meter, di PON 2016 di Bandung. Di 200 meternya dapat perunggu.

2016 lanjut ikut rekrut TNI dan saya daftar. Sudah tes pengumuman dan Alhamdulillah lulus. Kemudian penempatan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat atau (Secapa AD).

Kemudian di 2018 saya ikut juga Asian Games yang di Jakarta. Waktu itu belum dapat apa-apa, hanya masuk final 400 meter dan estafet. Pernah juga ikut Sea Games di Philipina.

Lalu di 2019 saya menikah. Jadi saya sudah menikah dengan anggota DPRD OKU Timur. Karena menikah saya mengajukan pindah ke Palembang. Prosesnya 6-7 bulan dan akhirnya pindah ke Palembang di 2020.

Setelah itu baru dilatih dengan Bastoni lagi. Awalnya latihan sendirian tiga bulan baru ada sparring partner. Kemudian datang Budi dan Rangga. Alhamdulillah setelah ada partner meningkat terus. Setiap bulan juga di tes.

* Anda sudah berhasil memecahkan rekor 400 meter, apa cita-cita kamu berikutnya

Ingin ke tingkat internasional. Kabarnya di 2022 mendatang akan ada Sea Games, jadi sekarang ini menunggu pemanggilan. Kalau bisa saya mau bawa pelatih sendiri yaitu Bastoni,
karena memang sudah ada kecocokan.

* Anda seorang istri Anggota DPRD OKU Timur, ketemu dimana

Dia kakak kelas saya waktu sekolah di sekolah olahraga negeri sriwijaya (SONS). Lalu kuliah sama juga di PGRI. dia selesai 2015 dan saya 2016. Dari PON 2016 dia selalu menemani saya. Jadi peran penting dia juga ada dalam krir saya.

Setelah itu saya masuk TNI dia terjun Politik. Jadi jalan masing-masing. saya pendidikan dia ke politk di partai PAN. Kemudian pencalonan dan terpilih.

* Bagaimana bentuk dukungan suami

Untuk persipan 2021 dia sering mendukung disela-sela waktunya, dia menemani saya latihan. Waktu pertandingan Pon di Papua dia nyusul, ikut juga disana.

Saya kan turun di 200 meter baru ke 400 meter. Otomatis oto kecapean, jadi pijatnya. Alhamdulillah perjuangan kita membuahkan hasil.

* Ajakan untuk anak muda nih apa

Kalau atletik latihannya memang membosankan, jadinya harus ada kemauan dan tahan banting. Harus mau kerja keras dan disiplin, karena butuh latihan untuk merahi prestasi. Jadi bukan hanya sekdar latihan-latihan saja.

Baca berita lainnya langsung dari google news. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved