Berita Nasional
Jenderal Andika Perkasa dan Doni Monardo Masuk Pada Bursa Calon Kepala BIN, Isu Reshuffle Menguat
Selain menyasar sejumlah menteri, reshuffle juga ditengarai akan menyentuh pos-pos jabatan lain, diantaranya Panglima TNI dan Kepala BIN
TRIBUNSUMSEL.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk pada periode kedua memimpin Indonesia.
Sejumlah tokohpun sudah membantunya untuk memimpin Indonesia.
Kini, isu reshuffle kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin terus menguat di tengah kondisi politik yang semakin dinamis.
Selain menyasar sejumlah menteri, reshuffle juga ditengarai akan menyentuh pos-pos jabatan lain, diantaranya Panglima TNI dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) atau KaBIN.
Terkait posisi Kepala BIN, sumber internal menyebut posisi ini akan diisi oleh sejumlah nama.
Mereka antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Badan Intelejen Strategis (Kabais), Letjen TNI Joni Supriyanto, nama mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo.
Keseluruhan nama tadi dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Dua nama terakhir yakni Doni Monardo dan Hartomo adalah Jenderal TNI yang karirnya melejit di masa pemerintahan Presiden SBY.
Baca juga: Kini, Elektabilitas Ganjar Pranowo Berhasil Salip Prabowo Subianto Untuk Pilpres 2024
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Jadi Kepala BIN, Isu Reshuffle Kabinet Jokowi
Letjen TNI (Purn) Doni Monardo pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus, sementara Mayjen TNI (Purn) pernah diangkat menjadi Gubernur Akmil dan Kepala Bais TNI.
Keduanya masuk ke dalam bursa calon Kepala BIN karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelejen.
Analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menyebut kapasitas intelejen sebagai kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.
Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelejen). Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data, sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).
Menurut Arif, keempat figur tersebut memang tercatat memiliki kapasitas dan pengalaman dalam dunia intelijen.
Namun lantara jabatan Kepala BIN ini tidak lepas dari muatan politis, ia menambahkan kapasitas intelejen juga harus dibarengi dengan dukungan politik.