Berita Nasional
Sukur Nababan Protes Usai Megawati Diserang Soal BRIN 'Jangan Remehkan Bu Mega'
Sukur Nababan Protes Usai Megawati Diserang Soal BRIN 'Jangan Remehkan Bu Mega'
TRIBUNSUMSEL.COM - Megawati Soekarnoputri selalu menjadi tokoh penting di Indonesia.
Megawati Soekarnoputri selalu mengisi jabatan penting yang ada di Indonesia.
Yang terbaru Megawati Soekarnoputri didapuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Namun, ada sejumlah suara miring terhadap jabatan baru Megawati tersebut.
Suara miring terhadap Megawati Soekarnoputri yang baru saja didapuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dinilai sudah berlebihan.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keanggotaan dan Organisasi, Sukur H Nababan meminta agar semua pihak, lebih bijak dalam menyikapi pengangkatan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.
Sukur mengatakan tolak ukur pemimpin sukses adalah kebijakannya.
Bukan lantaran status sosial atau jenjang akademik yang disandangnya.
"Pemimpin itu wisdom-nya. Ibu Mega jelas prestasinya. Kami, PDI Perjuangan bisa sebesar seperti sekarang ya karena Ibu Mega. Jadi enggak perlu klaster akademisi yang wah," ungkap Sukur kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/10/2021).
Baca juga: Badan Riset Jadi Alat Politik, Kritik Profesor Azra ke Presiden Jokowi Usai Lantik Megawati
Baca juga: Megawati Digugat Mantan Kader Sebesar Rp 40 Miliar, PDIP Angkat Bicara
Pernyataan Sukur ini, menjawab sindiran pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun. Dalam tayangan YouTube, Refly menyebut, Megawati tak lulus S1.
Dikatakan Sukur, Megawati bukan drop out namun ada situasi politik yang menciptakan itu.
"Saat ini, banyak sekali gelar akademis diperoleh Ibu Mega. Doktor dari berbagai universitas di Indonesia, bahkan Korea, China dan terbaru Rusia," ungkapnya.
Suka atau tidak, kata Sukur, Megawati adalah pemimpin yang baik. Sosok perempuan yang memiliki kemampuan manajerial mumpuni.
Buktinya, PDI Perjuangan yang awalnya parpol tak dilirik, kini menjadi mesin politik papan atas.
Lantaran memiliki basis massa ideologis yang jelas dan mayoritas di Indonesia.