Berita Palembang

Siapa Plt DPD I Golkar Sumsel? Pengamat Unsri Dr Febrian: 3 Kelompok Bertarung

Pasca Ketua DPD I Golkar Sumsel Dodi Reza Alex Ditahan KPK. Ketua Harian DPD I Golkar Sumsel RA Anita Noeringhati bertemu dengan DPP Golkar.

Tribunsumsel.com/Arief
Dekan Fakultas Hukum Unsri, Dr Febrian menilai seiring Alex Noerdin dan putranya Dodi Reza tersandung korupsi dan ditahan penegak hukum, maka trah Alex Noerdin di partai Golkar sudah selesai 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Pasca ditetapkan tersangka ditahannya Ketua DPD I Golkar Sumsel, sekaligus Bupati Musi Banyuasin (Muba) Dodi Reza Alex Noerdin oleh KPK.

Menjadikan posisi ketua partai berlambang pohon beringin provinsi Sumsel kosong.

Untuk mengisi itu, Ketua Harian DPD I Golkar Sumsel RA Anita Noeringhati dan Sekretaris DPD Herpanto dikabarkan menghadap DPP Golkar di Jakarta, untuk memutuskan Plt ketua DPD pengganti Dodi.

"Sekarang Ketua harian bersana Sekretaris lagi di DPP, untuk menentukan Plt Ketua DPD," kata salah satu pengurus Golkar di Sumsel yang namanya tidak mau disebutkan, Senin (18/10/2021).

Diterangkannya, sesuai AD/ART partai Golkar, jika ketua DPD I atau II berhalangan untuk melaksanakan tugas- tugasnya, apalagi sudah ditetapkan tersangka dan ditahan, maka otomatis DPP akan memutuskan Plt ketua, agar kegiatan partai tetap berjalan.

"Plt kebanyakan dari pengurus DPP, dan biasanya ia diberikan untuk melaksanakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Golkar Sumsel dalam kurun waktu dua bulan. Jadi penunjukkan Plt ini untuk mensukseskan pelaksanaan Musdalub saja," ujarnya, seraya kerja- kerja partai Golkar tetap berjalan.

Terpisah, pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Adryan Saptawan menilai dengan ditahan dan jadi tersangkanya Dodi oleh KPK, maka DPP Golkar harus mengambil keputusan dengan men non aktifkannya sebagai ketua agar kerja- kerja partai tak terganggu.

"Seharusnya harus ada Plt ketua, dia di nonaktifkan dulu agar yang bersangkutan (Dodi) tidak ada beban berat termasuk parpol, dan Golkar bisa fokus, mengingat awal tahun 2022 sudah mulai tahapan pemilu 2024," tandasnya.

Sementara Pengamat politik Unsri lainnya Dr Febrian menilai,dengan Alex Noerdin dan putranya Dodi Reza tersandung korupsi dan ditahan penegak hukum, maka trah Alex Noerdin di partai Golkar sudah selesai, dan kelompok- kelompok (faksi) yang ada akan berupaya merebut pucuk pimpinan Golkar Sumsel melalui Musdalub.

"Golkar Sumsel kita tahu selama ini terbagi tiga kotak- kotak (faksi) yang belum menyatu. Ketiganya mulai dari kelompok Demang (Kahar Muzakir) Wagub Sumsel (Mawardi Yahya) dan kelompok ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati. Memang ada yang masih malu- mala, tapi ada juga yang sudah mulai bergerak berkaca dari hasil Musda Golkar Sumsel sebelumnya," cap Febrian

Ditambahkan Dekan Fakultas Hukum Unsri ini, kelompok- kelompok ini jelas akan memantau dan menelisik untuk peluang menggantikan Dodi.

"Jadi saling menunggu dan hati- hati, kakau tidak hati- hati ada saja yang terbuang lagi, karena dia harus ada korban dan biasa dalam politik, karena ada gensinya bukan dalam hal kedaerahannya saja. Jadi ini akan terlihat dalam satu minggu kedepan," tuturnya.

Dilanjutkan Febrian, ia berharap Ketua Golkar Sumsel kedepan yang secara formal memang bergerak, sebab dengan menguasai partai Golkar memiliki kesempatan sebagai tiket untuk bertarung dalam Pilkada Gubernur Sumsel 2024 mendatang.

"Ketua kedepan yang jelas bye order, dan kelompok yang ada akan berusaha mengambilnya. Sebab bisa saja ada yang dinasty atau boneka dan sebagainya, tapi jangan lupa faktor- faktor X nya, ada beberapa hal yang bisa dipakai masing- masing kandidat atau kelompok itu, bisa serangan senyap dan sebagainya, mengingat partai Golkar merupakan partai pengalaman," tukasnya.

Baca juga: Pasca OTT Bupati Dodi Reza dan Penyegelan oleh KPK, Begini Suasana Dinas PUPR MUBA

Sekedar informasi Dodi Reza Alex Noerdin sendiri baru menjabat ketua DPD Golkar Sumsel pada Maret 2020 lalu meneruskan jabatan sang ayah Alex Noerdin.

Dimana dalam hasil Musda itu, hanya Dodi calon ketua yang dinyatakan memenuhi syarat, sedangkan kandidat lainnya Andie Dinialdie tidak memenuhi syarat minimal dukungan.
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved