Jelang Pilpres 2024

Penjelasan Gibran Rakabuming Soal Deklarasi Dukungan di Internal PDIP Terkait Capres di Pilpres 2024

Penjelasan Gibran Rakabuming Soal Deklarasi Dukungan di Internal PDIP Terkait Capres di Pilpres 2024

Editor: Slamet Teguh
Dok. Humas Pemprov Jateng
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Bogor Bima Arya bertandang ke rumah dinas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kamis (14/10/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ajang pemilihan presiden (Pilpres) masih lama digelar.

Namun, situasi polemik panas di Indonesia sudah mulai terjadi.

Salah satunya ialah di PDIP.

Kegaduhan di "kandang banteng" terkait munculnya deklarasi dukungan kelompok relawan Seknas Ganjar Indonesia (SGI) kepada Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024, tak urung mendapat sorotan publik, termasuk dari internal PDI Perjuangan.

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyebut, kader yang ikut pada deklarasi pencapresan tersebut ibarat banteng yang keluar barisan sehingga bisa disebut celeng atau babi hutan.

Namun Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi polemik internal yang terjadi dalam tubuh PDI Perjuangan terkait isu calon presiden (capres) yang sedianya terlaksana pada tahun 2024.

Terkait pertemuannya dengan Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang, Gibran di Solo, Jumat (15/10/2021) mengatakan, pertemuan tersebut tidak membahas mengenai politik.

"Hanya makan siang, terus pulang," katanya.

Mengenai agenda selanjutnya terkait pertemuan tersebut, pihaknya akan menunggu Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).

"Biar yang 'ngatur' pak Ketua Apeksi saja, saya menunggu perintah," kata Gibran.

Disinggung mengenai polemik banteng versus celeng yang dilontarkan oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah Bambang Wuryanto, ia tidak ingin menanggapi.

"Saya 'nggak' ikut-ikutan masalah kayak gitu. (Kemarin) membahas hal-hal produktif saja," kata suami Selfi Ananda itu.

Sementara itu, mengenai kunjungannya ke Semarang, Gibran ikut mendampingi Wali Kota Bogor Bima Arya bertemu Ganjar karena kebetulan sedang menghadiri acara yang digelar oleh perkumpulan dokter.

Sedangkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi justru berhalangan dan tidak bisa mendampingi Bima Arya karena sedang berada di Yogyakarta.

Sebelumnya, istilah banteng versus celeng mencuat setelah deklarasi dukungan kelompok relawan Seknas Ganjar Indonesia (SGI) kepada Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.

Terkait hal itu, saat kunjungannya ke Kabupaten Sukoharjo beberapa waktu lalu, Bambang Wuryanto menyebut kader yang ikut pada deklarasi pencapresan tersebut ibarat banteng yang keluar barisan sehingga bisa disebut celeng atau babi hutan.

Sejumlah Kader PDIP Dukung Ganjar Nyapres

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang 'Pacul' Wuryanto tampak tidak suka ketika menanggapi adanya kader PDI Perjuangan di daerah yang menyatakan diri mendukung salah satu sosok tertentu untuk dimajukan dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.

Dalam hal ini, ia menjawab pertanyaan wartawan terkait adanya sejumlah kader PDI Perjuangan yang sudah terang-terangan mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo maju sebagai calon presien.

Bambang Pacul bahkan memunculkan istilah bukan banteng, tetapi celeng bagi kader PDIP yang mendeklarasikan capres.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun menanggapi santai terkait munculnya pernyataan kader PDIP yang disebut bukan banteng tetapi celeng.

Bahkan, kader PDIP yang terang-terangan mendukung dirinya maju capres dianggap keluar barisan karena telah mendahului Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Menurutnya, hal tersebut tersebut sebagai pengingat bagi para kader.

"Itu mengingatkan agar semua tertib, gitu aja," kata Ganjar di kantornya, Senin (11/10/2021) dikutip dari Kompas.com.

Saat ditanya terkait banyaknya deklarasi capres terhadap dirinya, Ganjar menjawab sedang fokus menangani pandemi.

Berdasarkan informasi, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang 'Pacul' Wuryanto memunculkan istilah bukan banteng, tetapi celeng bagi kader PDIP yang mendeklarasikan capres.

Kader PDIP yang mendahului Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait capres dianggap telah keluar barisan.

Diketahui, Ganjar sudah mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo Albertus Sumbogo untuk maju Pilpres.

Baca juga: PKB Sebut Bakal Pasangkan Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Baca juga: Jadi Saingan Pemilik Slogan Kepak Sayap, Cak Imin Akan Disandingkan dengan Prabowo di Pilpres 2024

Bantah gerakkan relawan

Ganjar Pranowo, pada kesempatan sebelumnya enggan menanggapi naiknya elektabilitas dirinya dalam sejumlah survei tentang sosok potensial calon presiden pada 2014.

Ganjar memilih fokus pada pekerjaannya sebagai gubernur dan menyerahkan soal pilpres kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Ganjar diketahui menjadi tokoh yang paling disukai menjadi menjadi Presiden pada 2024 mendatang.

Bahkan dukungan kepada Ganjar terus menguat.

Hal itu berdasarkan hasil survei opini publik terbaru oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), bertajuk "Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024" yang dirilis Kamis (7/01/2021) lalu

Ditanya mengenai hasil survei tersebut, Ganjar Pranowo enggan menanggapinya.

Ganjar menegaskan, bahwa dirinya fokus pada penanggulangan Covid-19 sebagaimana perintah dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan Presiden RI Joko Widodo.

Selain itu, kata Ganjar, dirinya mendapat tugas baru dari Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin, yaitu menangani masalah kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah yang ditargetkan selesai akhir 2021 ini.

"Tugas saya sekarang ngurus tugas baru dari Wapres."

"Bagaimana kemiskinan ekstrem bisa beres di Bulan Desember."

"Dan itu menjadi tugas utama, disamping mempercepat vaksin."

"Jadi saya nggak ngurusi yang itu (hasil survei Capres--red)," kata Ganjar, Jumat (8/10/2021).

Sebagai tokoh yang potensial sebagai Capres mendatang, banyak relawan yang mendeklarasikan diri mendukung Ganjar Pranowo maju sebagai Capres.

Namun, kata Ganjar, gerakan relawan tersebut di luar sepengetahuannya.

"Saya tidak ngurus deklarator-deklarator yang muncul, ya."

"Saya tidak pernah tahu urusan itu, begitu."

"Pokoknya di PDIP itu, urusan Pilpres itu urusannya ketua umum, Bu Mega," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan hasil survei opini publik terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dukungan publik kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk menjadi presiden terus menguat.

Survei dilakukan dengan tajuk "Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024".

Survei opini publik dilakukan pada 15 - 21 September 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung.

Terdapat 981 responden yang valid terpilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Hasil dari survei, dalam simulasi pilihan semi terbuka, Prabowo Subianto mendapat dukungan 18,1 persen, disusul Ganjar Pranowo 15,8 persen dan Anies Baswedan 11,1 persen.

Sementara Sandiaga Uno mendapatkan 4,8 persen, dan nama-nama lain di bawah 4 persen.

Ada 16,3 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu.

"Dukungan publik pada Prabowo Subianto untuk menjadi presiden mengalami penurunan."

"Sementara Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mengalami peningkatan dukungan publik," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam rilisnya, Kamis (7/10/2021).

Deni menjelaskan, dari Maret 2020 ke September 2021, dukungan kepada Ganjar Pranowo dalam simulasi semi terbuka naik dari 6,9 persen menjadi 15,8 persen.

Dukungan untuk Anies Baswedan sedikit naik dari 10,1% menjadi 11,1 persen.

"Sementara dukungan kepada Prabowo Subianto cenderung melemah dari 19,5% menjadi 18,1 persen," paparnya.

Sementara itu dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 15 nama, Prabowo mendapat dukungan 20,7 persen, disusul Ganjar Pranowo 19 persen dan Anies Baswedan 14,3 persen.

Kemudian, Sandiaga Uno mendapatkan 6,5%, Tri Rismaharini 4,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,5 persen, Ridwan Kamil 4,4 persen, dan nama-nama lain di bawah 3 persen. Masih ada 16,3 persen yang tidak menjawab atau tidak tahu.

"Dari Oktober 2020 ke September 2021, dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam simulasi 15 nama naik dari 11,7 persen menjadi 19 persen," jelasnya.

Hal yang sama terjadi pada Anies Baswedan, ada peningkatan dukungan publik dari 10% menjadi 14,3 persen.

Sementara dukungan kepada Prabowo Subianto, melemah dari 22,2% menjadi 20,7 persen.

Penurunan dukungan pada Prabowo dan kenaikan suara Ganjar dan Anies juga bisa dilihat dalam simulasi pilihan tertutup terhadap tiga nama.

Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 3 nama, pada survei September 2021 Prabowo mendapat dukungan 30,8 persen, disusul Ganjar Pranowo 29,3 persen, dan Anies Baswedan 25 persen.

Baca juga: Giring Optimistis Bisa Menangi Pilpres 2024, Punya Program Andalan Kuliah Gratis dan Tablet Gratis

Sementara, yang menjawab belum tahu 14,8 persen.

"Dibanding hasil survei Mei 2021, dukungan untuk Ganjar pada September 2021 dalam simulasi 3 nama menguat dari 25,5 persen menjadi 29,3 persen."

"Anies sedikit naik dari 23,5 persen menjadi 25 persen. Sedangkan Prabowo cenderung melemah dari 34,1% menjadi 30,8 persen," ucap Deni. (Antaranews/*)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul HEBOH Soal Deklarasi Dukung Mendukung di Internal PDIP Terkait Capres 2024, Begini Respon Gibran.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved