Berita Empat Lawang
Profil Irjen Napoleon, Terpidana Suap yang Aniaya Tahanan M Kece, Pensiun Ingin Pulang Kampung
Napoleon di kampung halamannya akrab disapa dengan sapaan Buyung. Ketika ia pulang kampung biasanya menginap di rumah kakak dari ayahnya.
Penulis: Sahri Romadhon | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, EMPAT LAWANG - Nama Irjen Pol Drs Napoleon Bonaparte, MSi, menjadi perbincangan di tanah air.
Terpidana kasus suap dari Djoko Tjandra yang kini mendekam di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan ini diduga menjadi pelaku yang dilaporkan Muhammad Kece ke Bareskrim Polri atas dugaan penganiayaan di dalam Rutan Bareskrim Polri.
Ia divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan. Vonis dijatuhkan pada 10 Maret 2021. Hakim menyatakan Napoleon terbukti menerima Sin$ 200 ribu dan US$ 370 ribu dari Djoko Tjandra. Ia divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan. Vonis dijatuhkan pada 10 Maret 2021. Hakim menyatakan Napoleon terbukti menerima Sin$ 200 ribu dan US$ 370 ribu dari Djoko Tjandra.
Tribun melakukan penelusuran asal usul dari Irjen Pol Napoleon Bonaparte yang disebutkan berasal dari Sumatera Selatan.
Perwira tinggi Polri yang hingga kini masih aktif kendati sudah berstatus terpidana anak dari almarhum Muhammad Seri, seorang pensiunan Angkatan Laut asal Desa Batu Pance, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.
Desa Batu Pance terletak 14 km jauhnya dari pusat pemerintahan daerah Kabupaten Empat Lawang di Kecamatan Tebing Tinggi, Desa ini terletak di kawasan yang sejuk dan asri banyak pepohonan hijau dan mengalir juga sungai-sungai yang bersih.
Napoleon di kampung halamannya akrab disapa dengan sapaan Buyung. Ketika ia pulang kampung biasanya menginap di rumah kakak dari ayahnya.
"Rumah orang tuanya terletak pas di belakang rumah saya sekarang, Napoleon dipanggil akrab dengan sapaan Buyung," Kata Amir (73) paman dari jenderal bintang dua tersebut, Kamis (23/09/2021).
Saat Napoleon masih kecil ia tidak tinggal di Desa Batu Pance, Kecamatan Tebing Tinggi tapi mengikuti ayahnya yang pindah-pindah tugas.
"Pernah tinggal di beberapa tempat mengikuti ayahnya tapi dia sering dibawa sang ayah pulang ke dusun untuk bertemu sanak keluarga, setelah menjadi polisi dia juga masih sering pulang kampung untuk bertemu dengan keluarga," Katanya.
Adik ipar Irjen Napoleon, Saropi (45) mengatakan jenderal bintang dua tersebut mempunyai rencana ingin membangun rumah di Desa Batu Pance.
"Kak Buyung berencana untuk menetap di sini kalau sudah pensiun. Terakhir beliau pulang sekitar bulan Juli 2020 kemarin ke dusun," katanya.
Napoleon dikenal di kampungnya sebagai pribadi yang ramah, ia acap kali memberikan motivasi kepada sanak saudara maupun retangga yang bertamu.
"Banyak tamu di rumah saya kalau Buyung pulang kampung, kadang mereka mengobrol sampai larut malam dan pagi," Kata Mida, istri Saropi.
Mida juga menambahkan Napoleon juga sering memberikan motivasi untuk mereka yang ingin masuk polisi.
"Apa lagi kalau ada yang ingin masuk polisi dengan senang hati kak Buyung pasti ajarkan dan beri tahu syarat masuk polisi, bahwa nilai musti bagus, postur tubuh dan kesehatan juga harus bagus," Katanya.
Muhammad Seri, ayahanda Napoleon ketika pensiun membuka Kursus Bahasa Inggris di Kecamatan Tebing Tinggi.
"Dari ayahnya memang ramah kepada semua orang, baik itu keluarga ataupun kerabat lain, beliau juga sering bercerita mengenai masa perjuangan Timor Timur, cerita budaya dan sejarah," tutupnya.
Baca juga: Gubernur Herman Deru Soal Alex Noerdin Tersangka Masjid Sriwijaya: Enggak Mungkin Saya Kesenangan
Dikutip dari sejumlah sumber, Napoleon merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 dan berpengalaman di bidang reserse. Dia pernah menjabat Kapolres Ogan Komering Ulu Polda Sumsel, pada 2006.
Dua tahun kemudian, Napoleon yang juga memiliki nama lain Napo Batara diangkat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Sumsel. Lalu Direktur Reskrim Polda DIY, pada 2009.
Pada 2011, Napoleon menjabat Kasubdit III Dittipidum Bareskrim Polri. Menjabat Kabagbinlat Korwas PPNS Bareskrim Polri, pada 2012. Kemudian menjadi Kabag Bindik Dit Akademik Akpol, pada 2015. Setahun kemudian, ia menjabar Kabag Konvinter Set NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri.
Setelah tiga tahun menjabat sebagai Ses NCB Interpol Indonesia Divhubinter Polri sejak 2017, Napoleon Bonaparte dipercaya sebagai Kepala Divisi Hubinter Polri, pada Februari 2020. Namun karena terlibat kasus suap Djoko Tjandra, ia pun dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Itwasum Polri di tahun yang sama.
Aniaya Muhammad Kece
Muhammad Kece melaporkan kasus dugaan penganiayaan yang dialaminya di dalam rumah tahanan (Rutan) Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Laporan tersebut didaftarkan Muhammad Kece dengan nomor laporan polisi 0510/VIII/2021/BARESKRIM pada 26 Agustus 2021 lalu. Kasus itu dilaporkan pelapor atas nama muhammad Kosman.
"Kasusnya adalah pelapor melaporkan bahwa dirinya telah mendapat penganiayaan dari orang yang saat ini jadi tahanan di Bareskrim Polri," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (17/9/2021).
Lebih lanjut, Rusdi menuturkan pihaknya juga tengah mengumpulkan alat bukti yang memperkuat adanya kasus penganiayaan tersebut. Nantinya, pihaknya juga akan segera melakukan gelar perkara.
"Tentunya penyidik sedang mengumpulkan alat-alat bukti lainnya yang relevan tentunya untuk menuntaskan kasus ini. Nanti dari alat bukti itu akan dilakukan gelar perkara dan akan menentukan tersangka dalam kasus ini," ujar dia.
"Yang pasti adalah kasus ini telah ditangani oleh kepolisian. Dan tentunya akan dituntaskan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku," tutupnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.