Tangis ABG Lama Buka Pintu, Terjaring Razia di Kamar Hotel, Merengek Memohon ke Petugas : Saya Takut
Saat digerebek di kamar hotel di Tanjung Priok, ABG hanya kenakan handuk. Ia merengek ke petugas
TRIBUNSUMSEL.COM - Penggerebekan terjadi di sebuah hotel di Tanjung Priok, Senin (6/9/2021).
Petugas dari Polsek Pelabuhan Tanjung Priok mendapati sejumlah pasangan bukan suami istri.
Bahkan ada yang menangis saat kedapatan razia.
Berulangkali disapa petugas, barulah pintu kamar dibuka pria dewasa.
Tampaklah seroang wanita yang masih di bawah umur hanya berbalut handuk.
Saat ditanya lebih jauh, tiba-tiba saja ia menangis memohon.
Ia langsung diliputi rasa takut kemudian merengek agar keberadaannya tidak dilaporkan kepada orangtuanya.
"Saya mohon, Pak. Saya takut. Nggak panggil orangtua kan?," kata si gadis sambil menangis.
"Enggak nggak apa-apa. Yang penting kamu bantu kita ya," kata petugas yang merupakan personel polisi.
Dalam rekaman video yang diterima TribunJakarta.com, awalnya beberapa polisi berpakaian preman mendatangi salah satu kamar hotel.
Polisi yang berjalan paling depan kemudian mengetuk pintu kamar tersebut sambil berpura-pura menjadi petugas room service.
"Room service," ucap polisi itu sambil mengetuk pintu.
Sekali-dua kali ketukan tak digubris.
Akhirnya, pada ketukan ketiga, pintu dibuka oleh seorang pria dewasa yang hanya mengenakan handuk.
Selurusan dengan pintu, tepatnya di atas kasur, tampak seorang gadis belia yang juga hanya berbalut handuk.
"Kamu ngapain di sini?," kata salah seorang anggota.
"Nggak ngapa-ngapain, Pak," ucap gadis bau kencur tersebut.
Anak di bawah umur itu lalu mengaku tak membawa ponsel saat polisi memintanya.
Dilanda rasa takut, si gadis kemudian menangis dan memohon kepada petugas agar tidak memberitahu orangtuanya.
"Saya mohon, Pak. Saya takut. Nggak panggil orangtua kan?," kata si gadis sambil menangis.
"Enggak nggak apa-apa. Yang penting kamu bantu kita ya," kata polisi.
Gadis itu nyatanya merupakan anak di bawah umur korban prostitusi yang belakangan diungkap aparat Polres Pelabuhan Tanjung Priok.
Kepala Unit 3 Krimsus Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu Wan Deni Ramona mengatakan, gadis malang tersebut diperjualbelikan oleh dua orang muncikari.
"Benar, kami dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok telah mendapati adanya sekelompok orang yang menjual dan sebagai perantara untuk prostitusi," kata Deni, Senin (6/9/2021) seperti dikutip dari Tribun Jakarta
"Di mana prostitusi ini ialah anak di bawah umur dan si muncikari terdiri dari beberapa orang," sambung Deni.
Dua muncikari yang ditangkap masing-masing berinisial RF dan ZSS.
Keduanya menjalankan bisnis prostitusi lewat media sosial dengan memperjualbelikan gadis belia tersebut.
"Penawaran dilakukan melalui media sosial, di antaranya chatting di media sosial, di mana menawarkan hal tersebut kepada lingkungan media sosialnya yang sudah difilter, hanya orang tertentu yang mendapatkan akses untuk memesan," kata Deni.
Dari penggerebekan ini, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti pakaian dalam wanita, uang tunai, dan kondom.
Kedua tersangka kemudian dibawa ke Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok guna diproses lebih lanjut.
(Tribunpekanbaru.com)
Baca berita lainnya di Google News