Menuju Herd Immunity

Erick Thohir Bicara Vaksin Merah Putih Buatan Indonesia, Diproduksi Tahun Depan, Gratis atau Bayar ?

Vaksin merah putih buatan Indonesia diproduksi tahun depan. Pernyataan Erick Thohir soal bayar atau gratis ?

Editor: Weni Wahyuny
(Dokumentasi Humas Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Erick Thohir ketika menyamar menjadi pegawai farmasi Apotek Kimia Farma dan melayani pembeli di Ruko Depok Maharaja, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Vaksin Merah Putih, vaksin Covid-19 buatan Indonesia akan diproduksi pada sekira April atau Mei 2022 mendang.

Vaksin Merah Putih rencananya akan diproduksi sebanyak 500 juta dosis.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat menyambangi Apotek Kimia Farma di Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9/2021).

Apakah vaksin Merah Putih ini bakal gratis atau masuk ke kategori vaksin berbayar?

Menanggapi hal itu, Erick mengaku tidak bisa memastikan vaksin Merah Putih akan berbayar atau tidak.

Menurut dia, keputusan mengenai pengenaan biaya vaksin bukan wewenangnya.

"Saya enggak bisa jawab itu, karena saya belum tahu keputusannya," ucap Erick saat menyambangi Apotek Kimia Farma di Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/9/2021).

"Tetapi yang penting, kami dari BUMN siapkan tadi vaksin Merah Putih atau vaksin BUMN supaya bisa produksi sendiri jangan impor lagi," tambah dia.

Erick mengatakan, pembuatan vaksin tersebut, dilakukan untuk mengurangi ketergantungan vaksin impor yang selama ini dilakukan Indonesia.

Baca juga: 65 Juta Warga Indonesia Sudah Divaksinasi, Jubir Covid-19 : Bagi yang Belum, Daftarkan Sekarang Juga

"Kita tidak bisa bergantung dengan vaksin impor, kita harus bisa vaksin buatan Indonesia. Selama ini Bio Farma kan sudah bisa memproduksi vaksin sendiri tapi bukan buat Covid-19, buat polio, dan lain-lain," katanya.

Erick mengatakan, SDM Indonesia saat ini diperlukan untuk mempelajari teknologi penemuan vaksin. Hal ini agar Indonesia tak lagi bergantung bahan obat-obatan yang diimpor dari negara lain.

"Jadi kalau penduduk Indonesia memerlukan 420 juta vaksin, kami bisa lakukan sendiri. Tinggal teknologi penemuan vaksinnya itu harus belajar," kata Erick.

"Karena memang R&D (research and development) harus terus ditingkatkan. Kita enggak boleh kalah dengan negara luar," lanjut dia.

Oleh karena itu, perusahaan Bio Farma melakukan suatu terobosan dengan menghadirkan vaksin Merah Putih.

Selain itu, ada wacana pembangunan industri petrochemical di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved