Seputar Islam
Kondisi dan Waktu Mustajab untuk Berdoa Selain Ketika Turun Hujan, Berikut Landasan Hadistnya
Salah satunya yaitu ketika turun hujan, sebagaimana Hadist Riwayat Hakim yang artinya sebagai berikut: “Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adz
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kondisi dan Waktu Mustajab untuk Berdoa Selain Ketika Turun Hujan, Berikut Landasan Hadistnya.
Ada beberapa waktu dan kondisi doa seorang muslim lebih mustajab dikabulkan.
Salah satunya yaitu ketika turun hujan, sebagaimana Hadist Riwayat Hakim yang artinya sebagai berikut:
“Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih)
Selain saat turun hujan, ada banyak kondisi atau waktu mustajab bagi seorang mukmin untuk berdoa, berikut beberapa di antanya:
Saat Antara adzan dan iqomat
لاَ يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad; shahih)
Saat sujud dalam shalat
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim)
Sepertiga malam terakhir
Rasulullah saw bersabdah:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketika Hari Arafah
Hari arafah merupakan hari di mana jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijjah.
Berdoa di hari ini akan lebih dikabulkan Allah Azza wa Jalla.
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari arafah. Dan sebaik-baik ucapanku dan Nabi sebelumku adalah (yang artinya): Tiada ilah kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, milikNyalah segala kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi; shahih)
Ketika selesai sholat 5 waktu
Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفُ اللَّيْلِ الآخِرُ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ
“Ya Rasulullah, doa manakah yang didengar Allah?” Beliau menjawab, “(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat wajib)” (HR. Tirmidzi; hasan)
Banyak ulama menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah doa sebelum salam. Namun Imam Nawawi mencantumkan hadits ini dalam kitab Al Adzkar pada bab Dzikir-Dzikir Setelah Sholat.
Ketika berjihad atau berperang di jalan Allah
Keistimewaan berjihad atau berperang di jalan Allah adalah dikabulkannya doa orang yang berjihad tersebut. Sebagaimana sabda Rasul: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang.” (H.R. Abu Daud)
Ketika dizholimi
Sungguh doa orang yang dizholimi akan didengar langsung oleh Allah SWT.
Sebagaimana sabda Rasul: “Hendaklah kamu waspada terhadap doa orang dizalimi. Sesungguhnya doa itu akan naik ke langit amat pantas seumpama api marak ke udara.” (Hadis Riwayat Hakim – sanad sahih).
Ketika Hari Jumat
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ . وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: “Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa di waktu itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama menjelaskan bahwa waktu itu adalah sejak dimulainya khutbah hingga selesai shalat Jumat, sebagian ulama lainnya menjelaskan bahwa waktu itu adalah setelah sholat Ashar hingga matahari terbenam, dan sebagian ulama lainnya lagi menjelaskan bahwa waktu itu di akhir hari Jumat menjelang matahari terbenam.
Ketika adzan berkumandang
ثنتان ما تردان الدعاء عند النداء وتحت المطر
“Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih)
Ketika buka puasa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah; hasan)
Bahkan berdasarkan hadits lainnya, sepanjang waktu puasa adalah waktu mustajab untuk berdoa. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
ثَلَاثٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ السَّحَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)
Jadi sepanjang waktu puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu mustajab untuk berdoa. Namun yang lebih mustajab lagi adalah menjelang berbuka puasa. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Tirmidzi:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا فَوْقَ الْغَمَامِ وَتُفَتَّحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ وَعِزَّتِى لأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi. Doa mereka di angkat ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya. Rabb Azza wa Jalla berfirman: “Demi kemuliaanku, engkau akan kutolong meski beberapa saat lamanya.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani; hasan)
Ketika minum air zam-zam
Berdoa ketika minum zam-zam, maksudnya, menjelang meminumnya merupakan doa yang dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ
“Khasiat air zam-zam sesuai niat orang yang meminumnya” (HR. Ibnu Majah; hasan)
Karenanya ketika minum air zam-zam, Ibnu Abbas membaca doa yang secara sekilas seperti tidak terkait erat dengan zam-zam karena yang diminta adalah rezeki, ilmu dan kesehatan.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَ رِزْقًا وَاسِعًا وَ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ
“Ya Allah aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang luas, dan kesembuhan dari segala macam penyakit”
Ketika malam lailatul qadar
Di malam Lailatul Qadar, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan doa, sebagaimana dalam sebuah riwayat:
“Aku bertanya kepada Rasulullah : Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda : “Berdoalah, Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Artinya : ‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku.” (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Baca juga: Bacaan Surat Yasin Malam Jumat Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Amalan Memohon Ampun
Baca juga: Bolehkah Perempuan Datang Haid Memegang dan Membaca Alquran,Kata Ulama Soal Amalan Saat Datang Bulan
Baca juga: Bacaan Sholawat Al Fatih dan Keutamaannya, Amalan Harian untuk Memperbanyak Pahala & Ridho Allah SWT
Itulah Kondisi dan Waktu Mustajab untuk Berdoa Selain Ketika Turun Hujan, Berikut Landasan Hadistnya.