Pelayanan Publik di Sumsel

Info Tempat Vaksin Covid Bagi Ibu Hamil di Palembang, Puskesmas Kenten Buka Pendaftaran

Bagi kamu yg sedang hamil atau yg memiliki istri sedang hamil atau saudara/tetangga/teman yang sedang hamil sarankan untuk vaksinasi covid-19

Editor: Wawan Perdana
Instagram @puskesmaskenten
Anda yang membutuhkan lokasi vaksin Covid-19 bagi ibu hamil? Puskesmas Kenten di Jalan MP Mangkunegara Palembang sedang membuka pendaftaran. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Anda yang membutuhkan lokasi vaksin Covid-19 bagi ibu hamil? Puskesmas Kenten di Jalan MP Mangkunegara Palembang sedang membuka pendaftaran.

Puskesmas Kenten Palembang melayani vaksinasi untuk ibu hamil mulai.

"Bagi kamu yg sedang hamil atau yg memiliki istri sedang hamil atau saudara/tetangga/teman yang sedang hamil sarankan untuk vaksinasi covid-19 ke faskes terdekat yaa. Karena selain melindungi dirinya juga berguna untuk perlindungan si buah hati. Jangan ragu ayuk vaksinasi," tulis keterangan akun instagram @puskesmaskenten, Senin (23/8/2021).

Adapun cara pendaftaran bisa langsung datang ke Puskemas Kenten.

Syaratnya membawa buku kesehatan ibu dan anak (KIA) dan KTP.

Baca juga: Jadwal Vaksin di 5 Tempat di Palembang, Cara Daftar Vaksin ke 1 dan 2 Termasuk Ibu Hamil

Alasan Ibu Hamil Penting Mendapat Vaksin

Kasus kematian ibu hamil di Indonesia saat pandemi meningkat berkali-kali lipat dibandingkan sebelum adanya pandemi. Lalu kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Ahli Paru-paru dan Penyakit Dalam dr Zen Ahmad SpPD KP dalam program Live Talk Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post menjelaskan pentingnya vaksin bagi ibu hamil.

"Dengan bertambahnya usia kehamilan maka akan menghalangi diafragma ke bawah, sehingga wajar kalau orang hamil akan mengalami sesak," kata dr Zen Ahmad saat Live Talk Sumsel Virtual Fest 2021 dengan tema Pentingnya Vaksin Covid-19 Bagi Ibu Hamil, Jumat (20/8/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, itu terjadi bukan terkait dengan Covid-19. Tapi kalau dihubungkan dengan Covid-19, maka ibu hamil ini bisa dianggap ada suatu komorbit, sehingga sistem imun jadi rendah.

"Untuk itu ketika ada virus masuk kedalam tubuhnya tentu kemampuannya berbeda dengan individu-individu yang sehat. Maka wajar ketika ibu hamil terpapar Covid-19 mempunyai risiko yang berat," katanya.

Berikut wawancara khusus Head Newsroom Tribun Sumsel - Sriwijaya Post Hj. L Weny Ramdiastuti dengan dr Zen Ahmad SpPD KP.

* Ibu hamil biasanya bertambah berat badannya, lalu bagaimana kondisi paru-paru ibu hamil

Kalau kita menarik nafas sejumlah okisgen akan masuk ke dalam paru-paru kita atau alveolus kita. Kalau alveolus kita mengembang sempurna seperti balon, makan volume udara di dalam paru-paru kita itu maksimal dan baik.

Tapi kalau alveolus itu ada yang menghalangi untuk berkembang, maka tidak akan berkembang sempurna.
Misal ada orang yang punya tumor didalam perutnya, nempel di paru-paru bagian bawah. Begitu paru-parunya ingin mengembang ada halangan dibawah, sehingga udara yang masuk dalam paru tidak maksimal.

Nah demikian juga kalau ibu hamil, dengan bertambahnya usia kehamilan maka akan menghalangi diafragma ke bawah sehingga wajar kalau orang hamil akan mengalami sesak. Ini bukan terkait dengan Covid-19, tapi kalau dihubungkan dengan Covid-19 maka ibu hamil ini bisa dianggap ada suatu komorbit, sistem imun jadi rendah.

Untuk itu ketika ada virus masuk kedalam tubuhnya tentu kemampuannya berbeda dengan individu-individu yang sehat. Maka wajar ketika ibu hamil terpapar Covid-19 mempunyai risiko yang berat.

Kita paham betul orang hamil ada gangguan hemodinamik artinya terjadi gangguan aliran darah atau butuh aliran daerah yang banyak. Sebab suplai makanan bukan hanya untuk ibu hamil melainkan untuk baby yang dikandungnya. Pertukaran itu terjadi sangat cepat dalam jumlah yang banyak, akibatnya mempengaruhi ibu hamil.

* Kalau seorang ibu hamil terpapar Covid-19 dan komorbid apakah itu double jadinya

Ia benar jadi double dan semakin berat.
Lalu bolehkah hamil saat pandemi Covid-19? Ia boleh saja asalkan tidak terpapar Covid-19. Maka protokol kesehatan (Prokes) harus dijalankan dengan baik, itu kunci nya. Kalau ada anjuran memakai masker double maka itu harus dipatuhi.

* Di Indonesia ini matahari berlimpah, tapi masyarakatnya masih banyak kekurangan vitamin D. Bisa dijelaskan kenapa seperti itu

Vitamin D itu bersifat imunomodulator mengatur keseimbangan sistem imun tubuh. Sistem imun tubuh kita dibagi dua yaitu imun seluler dan sistem imun humoral.

Apa itu sistem imun seluler, dia menggunakan sel-sel dalam tubuh untuk mengeradikasi patogen atau kuman yang dianggap bisa menyengsarakan tubuh.

Pada Covid-19, yang dibutuhkan sistema imun seluler ini. Jadi sistem imun seluler ini bisa dilihat dari darah putih kita yang disebut dengan limfosit. Ada limfosit bersifat seluler dan ada limfosit b.

Pemberian vitamin D ini, jika ada diberikan maka akan menggeser limfosit b jadi t sehingga mampu membunuh virus. Maka wajar ketika terapi Covid-19 diberikan vitamin D.

Lalu vitamin D ini juga sebagai antioksidan atau radikal stres. Ini memperoleh yang sangat penting untuk menetralisir peradangan akibat Covid-19.

Sinar matahari itu baru pro vitamin D. Tentu ditubuh akan jadi serangkaian untuk merubah pro vitamin D ini jadi vitamin D yang efektif. Kalaupun sinar mataharinya banyak tapi zat-zat dalam tubuh untuk merubahnya itu tidak cukupi ya vitamin D nya kurang.

* Maka cara paling ampuh untuk bisa dapat vitamin D itu bagaimana, terutama untuk ibu hamil

Kalau sehari-hari praktisnya mengkonsumsi suplemen vitamin D.

* Lalu terkait vaksin untuk ibu hamil menurut Anda bagaimana

Sebetulnya pemberian vaksin aman untuk semua orang. Jadi tak perlu khawatir. Memang vaksin ini kan masih terbatas, lalu kita belum punya data secara langsung soal populasi tertentu terkait vaksin.

Jadi diawal prioritasnya orang-orang yang tidak punya komorbid dan nakes supaya tidak timbul kejadian ikutan pasca Imunisasi (KIPI). Namun setelah datas terkumpul, aman dan semua tidak perlu takut.

Termasuk yang hamil dan komorbid bisa divaksin. Asal komorbidnya stabil dan bukan merupakan kontra indikasi untuk divaksin, maka tidak ada masalah untuk divaksin.

Sebetulnya orang yang terpapar Covid-19 itu lebih dari vaksin. Karena vaksin virus yang dilemahkan. Kalau kena Covid-19 itu benar-benar virus yang hidup, maka kekebalan akan jauh lebih tinggi. Hasil antibodi yang terbentuk dari yang terpapar Covid-19 dengan yang divaksin berbeda.
Logikanya orang yang pernah terpapar Covid-19 antibodinya lebih tinggi.

Lalu orang meneliti, kalau diberikan vaksin minimal tiga bulan ada antibodi. Nah kalau yang terpapar Covid-19 antibodinya lebih dari itu. Kalau penasaran apakah antibodinya sudah terbentuk apa belum, bisa diperiksa di laboratorium.

Kalau tinggi apakah tidak boleh lebih tinggi ya boleh saja. Jadi kalau mau di booster dengan vaksin ya boleh saja, minimal jaraknya dua Minggu dari setelah terpapar Covid-19. Tapi diingat vaksin masih terbatas, kalau kita sudah kena Covid-19 lalu mau divaksin maka artinya jatah orang yang belum pernah terpapar Covid-19 diambil.

* Kalau ada alergi obat aman nggak

Sebetulnya yang alergi itu alergi dengan vaksinnya. Pertanyaannya apakah kandungan obat yang alergi itu ada divaksin, ya tentu tidak. Karena kandungan vaksin berbeda dengan obat-obatan yang dimakan.

Kapan terjadinya kontrak indikasi, kalau pemberian vaksin pertama terjadi alergi maka jangan dilanjutkan vaksin kedua. Itu yang dikatakan kontra indikasi.

Tapi boleh saja berjaga-jaga, maka untuk yang punya alergi obat sebaiknya vaksin di tempat yang fasilitas kesehatannya lengkap. Jangan yang vaksin masal di lapangan. Boleh saja kalau punya rasa takut bisa konsumsi anti alergi sebelum vaksin. Tapi jangan takut reaksi silang obat dan vaksin, karena kandungannya berbeda.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved