Hari Pramuka 2021
Logo Resmi, Banner, Poster, Tema Hari Pramuka 2021, Ini Link Twibbon dan Sejarah di Indonesia
Logo Resmi Hari Pramuka ke-60 telah ditetapkan berdasarkan surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 027 Tahun 2021
TRIBUNSUMSEL.COM-Bulan Agustus ditetapkan sebagai bulan Bakti Pramuka. Adapun Hari Pramuka Tahun 2021 diperingati pada tanggal 14 Agustus. Berikut ini info logo resmi dan maknanya.
Logo Resmi Hari Pramuka ke-60 telah ditetapkan berdasarkan surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 027 Tahun 2021.
Logo 60 tahun gerakan Pramuka bewarna merah yang berarti berarni dan kesatria. Sedangkan putih berarti rela dan tulus dalam berbakti.
Angka 60 melambangkan tahun keenam puluh hadirnya gerakan Pramuka, dengan angka "6" yang tangkainya berkombinasi daun nyiur yang menunjukkan kecintaan Pramuka pada tanah air.
Dan lambang WOSM di tengah angka "0" menunjukkan gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia dan satu-satunya yang diakui oleh organisasi kepanduan dunia.
Pada bagian bawah terdapat tulisan tema besarnya "Berbakti Tanpa Henti"
Baca juga: Apa Itu Pramuka Siaga? Ini Bedanya dengan Penggalang dan Penegak, Umur Hingga Tingkatan
Sejarah
Gerakan Pramuka berusia 60 tahun pada 14 Agustus 2021. Namun, gerakan pendidikan kepanduan di Tanah Air sudah muncul sejak zaman Hindia-Belanda.
Dilansir dari pramuka.id, pada 1912, dimulai latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda), yang kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Dua tahun kemudian cabang tersebut disahkan berdiri sendiri dan dinamakanpNederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda.
Pada saat itu, sebagian besar anggota NIPV adalah pandu-pandu keturunan Belanda. Namun, pada 1916 berdiri suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu bumiputera. Adalah Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo yang membentuk Javaansche Padvinders Organisatie
Setelah itu muncul organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya. Antara lain Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.
Jambore Dunia diselenggarakan dari tanggal 30 Juli sampai 8 Agustus 1920 di Olympia, London, Inggris.
Kepanduan yang ada di Hindia-Belanda ternyata berkembang cukup baik. Hal itu menarik perhatian pula dari Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, yang bersama istrinya, Lady Baden-Powell, dan anak-anak mereka, mengunjungi organisasi kepanduan di Batavia, Semarang, dan Surabaya, pada awal Desember 1934.
Para pandu di Hindia-Belanda pernah pula mengikuti Jambore Kepanduan Sedunia. Bila pada Jambore Sedunia 1933 di Hungaria hanya sebatas pada kunjungan delegasi kecil untuk menyaksikan kegiatan akbar itu, maka pada Jambore Sedunia 1937 di Belanda, ikut pula Kontingen Pandu Hindia-Belanda yang terdiri dari Pandu-pandu keturunan Belanda, bumiputera khususnya dari Batavia dan Bandung, lalu dari Pandu Mangkunegaran, dari Ambon, dan sejumlah Pandu keturunan Tionghoa dan Arab.
Sementara di dalam negeri, kegiatan perkemahan dan jamboree kepanduan juga diadakan di sejumlah tempat. Di antaranya pada 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta berlangsung All Indonesian Jamboree atau “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem.”
Pada 27-29 Desember 1945 berlangsung Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia. Namun, ketika Belanda kembali mengadakan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda. Hal tersebut memicu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).