Berita Regional
Syoknya Siswa Ini Dikirim Video Tak Senonoh oleh Pak Guru, Ternyata Untuk Ibunya, Akhirnya Terkuak
Seorang guru SMA di Lembata kirim video tak senonoh ke siswanya. Ternyata video tersebut dikirim untuk ibu siswa tersebut
"Hal itulah yang harus diedukasi kepada masyarakat," ujar Romy.
Ia menambahkam, dampak yang terjadi ketika penyebar tidak mempertimbangkan tindakannya yakni video syur itu bisa ditonton oleh anak-anak atau mereka yang masih di bawah umur.
Romy khawatir anak-anak mencoba melakukan adegan yang ada di dalam video atau apa yang mereka lihat.
"Maka dari itu, tangan kita memiliki tanggung jawab, apa yang kita kirimkan, apa yang kita berikan kepada orang lain maka harus dipertimbangkan baik-baik," jelas Romy.
"Jadi, jangan dipertimbangkan dari satu sudut pandang saja, tapi harus dilihat dari beberapa angle," lanjut dia.
Selain itu, yang perlu dicermati adalah orang yang membuat video tersebut, apakah pembuatan video atau foto yang dimaksud memiliki manfaat tersendiri atau tidak.
Sebab, jika kita menyimpan video atau foto di dalam ponsel atau penyimpanan online, berpotensi dapat dilihat orang lain dan tersebar.
Romy mengatakan, ada hal yang harus diketahui secara moral dan dengan mempertimbangkan hal yang baik dan buruk, serta kapan seseorang melakukan sesuatu yang bertanggung jawab.
"Kalau kita melakukan sesuatu walau kita hanya untuk mengambil foto saja, atau hanya kita ingin mengambil video saja, mungkin tidak terlalu bermakna, apalagi sifatnya intim atau privat," lanjut dia.
Pandangan orang ketika mendengar se*s
Melansir pemberitaan Kompas.com, 8 September 2019, psikolog asal Solo, Hening Widyastuti mengatakan, ada dua tipe psikis dari orang yang secara tidak langsung mengerti informasi tentang seks.
Pertama, untuk orang yang memiliki personal dengan aktivitas positif yang tinggi dalam berpikir dan bertindak cenderung kurang berminat untuk hal-hal seksual.
Kedua, untuk orang yang tidak memiliki kegiatan terlalu banyak, dan hanya diisi waktu luang, pikiran negatif, mental tidak stabil cenderung iseng melihat, dan selanjutnya ada unsur ketagihan.
Kendati demikian, agar tidak terus-terusan menonton video syur dan mampu mengendalikan keinginan menonton, Hening menyarankan untuk melakukan aktivitas positif.
"Jika positif dalam berpikir dan didukung mental yang stabil, biasanya kurang berminat dengan hal 'esek-esek' seperti itu," ujar Hening.
Ia menambahkan, ada juga faktor dari lingkungan dan kelompok bermain yang juga berpengaruh pada individu untuk berpikir dan bersikap.
Sumber: Pos Kupang dan Kompas.com
Baca Berita Lainnya Langsung di Google News