PPKM
Pedagang Bingung Diperbolehkan Jualan Tapi Akses Jalan Menuju Lokasi Ditutup Petugas PPKM
Aturan pemerintah yang memperbolehkan pedagang berjualan tapi akses jalannya ditutup membuat para pedagang bingung bukan kepalang.
TRIBUNSUMSEL.COM - Aturan pemerintah yang memperbolehkan pedagang berjualan tapi akses jalannya ditutup membuat para pedagang bingung bukan kepalang.
Sejumlah pedagang melakukan aksi memasang bendera putih di kawasan Malioboro, Yogyakarta.
Hal itu sebagai bentuk ungkapan perasaan bahwa mereka sudah menyerah dengan keadaan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Terlebih lagi, sejak adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga level membuat perekonomiannya kian terpuruk.
"Sekarang lebih berat,diperbolehkan jualan tapi akses jalan masih ditutup. Kita membuat makanan thok tapi tak bisa jual. Pembeli belum ada. Kalau akses dibuka mungkin banyak pembelinya. Kalau sekarang ditutup belum ada pembeli," ungkap pedagang kaki lima (PKL) Malioboro, Dimanto (64), Jumat (30/7/2021).
Selama pandemi Covid-19, ia juga mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
Oleh karena itu, dengan pemasangan bendera putih itu diharapkan dapat mengetuk hati pemerintah agar dapat memberikan bantuan kepada para pedagang.
"Ya kalau kaki lima parah, terutama kuliner. Karena sejak Covid-19 ada belum pernah ada bantuan apapun dari pemerintah. Kita mengetuk hati pemerintah supaya memberikan sedikit bantuan terutama pedagang kaki lima yang ada di Malioboro," katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro, Desio Hartonowati mengatakan, meski saat PPKM level diberikan kelonggaran untuk makan di tempat, tapi pedagang masih kesulitan.
Pasalnya, jam operasional dibatasi hingga pukul 20.00 WIB. Padahal, para pedagang rata-rata membuka lapak jualan mereka pada sore hari.
"Pedagang kuliner, kami tetap tidak bisa jualan. Dengan rentang waktu 1,5 jam kami tidak bisa jualan, tetap tutup total," katanya saat ditemui di Malioboro.
Artikel ini telah tayang di Kompas