Kunci Jawaban SD
Temukan Ide Pokok Masing-masing Paragraf dari Cerita Penyandang Cacat yang Sukses, Tema 1 Kelas 5
Buku tematik 1 kelas 5 halaman 69-71 berisi tentang soal cerita inspiratif berjudul Penyandang Cacat yang Sukses. Artikel ini hanya panduan belajar.
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-"Cerita Penyandang Cacat yang Sukses" adalah kisah orang berkebutuhan khusus yang mampu beraktivitas layaknya orang normal. Ini ide pokok masing-masing paragraf dari cerita tersebut.
Berikut ini adalah Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 Halaman 71 : Cerita Penyandang Cacat yang Sukses.
Buku Tematik Kelas 5 SD/MI Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 2 : Manusia dan Lingkungan, Pembelajaran 2
Ayo Membaca (Halaman 69)
Penyandang Cacat yang Sukses
Sidik lahir dengan kondisi yang memprihatinkan. Dia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal paha. Boleh dibilang, tubuhnya hanya separuh. Sebelum menggunakan kursi roda, dia mengayunkan dua tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan.
Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tidak pernah mau merepotkan orang lain. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri. Dia juga tidak mau dipapah atau digendong.
“Saya tidak mau dikasihani orang. Saya ingin sukses bukan karena orang kasihan kepada saya, tetapi karena kerja keras saya,” katanya lugas.
Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tetapi tidak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, dia diterima di sebuah perusahaan kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama dia bekerja, krisis moneter tahun 1998 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka, dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran. Tetapi, dia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus
keterampilan yang diadakan oleh Pemda DKI bagi penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah. Bersama istrinya, Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong.
“Dulu belum ada merek, plastik pembungkusnya masih polos.” katanya.
Pada awal produksi dia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong sebanyak 10 kilogram.
“Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih,” katanya mengenang.
Namun kini, dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya
Dia juga sudah memiliki merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya.