Olimpiade Tokyo 2020
Negara ROC di Olimpiade Tokyo 2020 Adalah? Ternyata Digunakan Oleh Atlet-atlet Rusia
Ratusan atlet Rusia diperbolehkan tampil di Olimpiade Tokyo dengan mengunakan nama ROC (Russian Olympic Committee) atau singkatan dari Komite Olahraga
TRIBUNSUMSEL.COM-Sebagian masyarakat Indonesia tampak bingung melihat daftar perolehan medali negara peserta Olimpade Tokyo 2020. Pada barisan atas tertulis negara ROC.
ROC negara mana? Setelah diperhatikan dengan seksama, tak terlihat nama Rusia. Padahal negara ini sering bersaing di peringkat atas peraih medali Olimpiade.
Ternyata ROC adalah nama yang digunakan oleh atlet-atlet Rusia di Olimpiade Tokyo 2020.
Rusia saat ini tengah menjalani hukuman berupa pelarangan ikut serta dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Namun Komite Olimpiade Internasional (IOC) masih mengizinkan atlet Rusia bertanding di Jepang namun dengan syarat khusus.
Ratusan atlet Rusia diperbolehkan tampil di Olimpiade Tokyo dengan mengunakan nama ROC (Russian Olympic Committee) atau singkatan dari Komite Olahraga Rusia.
Saat acara pembukaan atau opening Ceremony, Jumat (23/7/2021) kemarin, bendera Rusia juga tak terlihat pada saat defile negara peserta.
Untuk diketahui, Rusia dihukum karena terbukti bersalah atas penyalahgunaan doping pada 2015 lalu.
Pelarangan Rusia ke Olimpiade ini berlaku untuk nama, bendera dan lagu kebangsaan.
Ratusan atlet Rusia itu diperbolehkan tampil dengan mengunakan nama ROC.
Selain itu, bendera dan lagu kebangsaan Rusia juga tidak di ditampilkan saat atlet mereka memenangkan medali emas.
Sebagai gantinya, bendera ROC dengan logo tiga nyala api di atas cincin Olimpiade yang akan dikibarkan.
Baca juga: Daftar Tuan Rumah Olimpiade 2024, 2028, dan 2032, Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah
Dengan dilarangnya pemutaran lagu kebangsaan Rusia saat penyerahan medali, sebagai gantinya, lagu First Piano Concerto oleh Pyotr Tchaikovsky akan diputar di momen ini.
Sanksi ini merupakan buntut kasus doping yang dilakukan beberapa atlet Rusia di Olimpiade musim dingin di Sochi pada 2014 silam.
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menyatakan bahwa Rusia terbukti bersalah.