Berita Nasional
Kisah Bocah 10 Tahun jadi Yatim Piatu, Ayah dan Ibunya Meninggal karena Covid-19, Isolasi Sendirian
Suami istri meninggal karena Covid-19, anaknya yang masih 10 tahun kini sebatangkara dan isolasi mandiri
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSUMSEL.COM, SRAGEN - Pasangan suami istri meninggal dunia saat melawan Covid-19 di Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Kepergian mereka meninggalkan bocah usia 10 tahun.
Suami istri itu bernama Kino Raharjo (30) dan istrinya, Lina Saputri.
Mereka adalah pasangan suami istri yang merantau ke Kaltim dari Desa Bayanan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen
Mereka meninggal dunia dalam waktu nyaris bersamaan, setelah keduanya terpapar Covid-19.
Mereka merajut kehidupan rumah tangga selama lebih dari 8 tahun.
Lina Saputri lebih dulu meninggalkan suaminya, pada Minggu (18/7/2021) lalu.
Kemudian, dua hari kemudian, Kino menyusul sang istri menuju keabadian.
Yang lebih mengharukan, anak mereka, Vino yang masih berusia 10 tahun, menjadi sebatang kara.
Vino bahkan harus menjalani isolasi mandiri sendirian di rumahnya, setelah kedua orangtuanya meninggal dunia.
Kakak Kino, Sumini (38), mengatakan, kepergian adik-adiknya itu begitu cepat.
Bahkan, sebelum ajal menjemput sang istri, Kino masih sempat menelepon keluarganya di Sragen.
"Kino minta agar keluarga memaafkan kesalahan istrinya," kata Sumini.

Sumini mengenal Kino sebagai pria yang sangat menyayangi keluarganya.
"Cinta mereka luar biasa, sering itu kalau makan, sepiring berdua, Kino sayang sekali sama istrinya," ucapnya.
Ada satu cerita perjuangan Kino, saat istrinya tengah ngidam, ingin dibelikan nasi padang.
"Waktu itu Lina malam-malam ngidam nasi padang, kan disana gelap, ada pemadaman, jadinya tidak dituruti oleh Kino, lalu Lina ngambek, akhirnya ya dibelikan," kenangnya.
Nasib Vino
Sementara, anak Kino dan Lina, Vino, harus menjalani isolasi mandiri seorang diri dirumahnya di Kutai Barat.
"Vino lahir di Sragen, tapi sejak berumur 7 bulan, Vino dibawa oleh kedua orangtuanya, dan menetap di Kalimantan Timur," kata Panikem, nenek Vino, Jumat (23/7/2021).
Mengetahui kedua orangtuanya meninggal dunia, tak membuat Vino kecil ketakutan.
Menurut Panikem, ibunda Vino meninggal terlebih dahulu.
"Pertama diajak Budenya ke makam ibunya, diajak nyekar, kemudian dua hari kemudian, Vino diajak lagi kesana," katanya.
Ya, selang dua hari, sang ayah tercinta meninggal dunia setelah berjuang melawan covid-19.
Saat diajak ke makam, Vino heran karena ada dua makam disana.
Saat itu, Vino tak mengetahui jika ayahnya telah meninggal dunia.
"Diberitahui Budenya kalau itu makam ayahnya. Lalu Vino bilang 'Bapak lagi, bapak lagi', hanya mengucapkan itu saja, tidak menangis," tambahnya menjelaskan.
Hingga kini, Vino belum dapat pulang ke Sragen, lantaran tidak ada penerbangan, imbas kebijakan PPKM.
"Terakhir, tadi malam Vino telfonan sama sepupunya di Sragen, ngajak main game bareng, keadaannya sehat banget, ceria," pungkasnya. (*)