Darurat Covid 19
BOR di Palembang Lebih 80 Persen, Dinkes Minta RS Rujukan Covid Tambah Ruang Rawat Inap dan Isolasi
BOR di sejumlah rumah sakit di Palembang mencapai 84 persen. Dinkes Palembang meminta rumah sakit rujukan Covid-19 menambah ruang rawat inap.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jumlah keterisian tempat tidur atau Bed Occupation Rate (BOR) di sejumlah rumah sakit di Palembang terhitung hingga 22 Juli kemarin mencapai 84 persen.
Dari 18 RS yang ada di Palembang, tiga RS diantaranya mencapai angka BOR 100 persen. Ketiga rumah sakit tersebut yakni RS Bhayangkara Palembang, RS Pelabuhan Palembang dan RS Umum Myria Palembang.
Tingginya angka BOR di Palembang, membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang meminta semua rumah sakit rujukan Covid-19 agar menambah ruang rawat inap dan ruang isolasi, untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan signifikan.
"Kita harus tetap antisipasi, pihak rumah sakit harus menambah tempat tidurnya," kata Kepala Dinkes Palembang, dr Fauzia, Jumat (23/7/2021).
Ia menjelaskan, Dinkes Palembang masih berkoordinasi dengan rumah sakit agar persentase BOR di Palembang menurun signifikan di angka standar organasasi kesehatan dunia WHO yakni stabil di bawah 70 persen.
"Kita harus mengejar BOR sesuai standar WHO. Makanya kita minta RS sediakan tambahan tempat tidur jangan sampai angkanya terus melonjak," harapnya.
Sebelumnya, Epidemiolog Universitas Sriwijaya (Unsri), Iche Andriyani Liberty menambahkan dengan meningkatnya kasus per hari, maka kekhawatiran tersebut tidak hanya mengenai kekurangan tempat tidur melainkan kemungkinan tenaga kesehatan yang menangani pandemi bisa ikut collapse akibat semakin meningkatnya jumlah keterisian rumah sakit.
Baca juga: Pemkot Lubuklinggau Membuat Rumah Sakit Rujukan Covid-19
"RS harus menambah BOR, tetapi jika lonjakan kasus meningkat apakah tenaga dokter, perawat dan tempat tidur ICU di Sumsel siap. Ini yang juga harus menjadi perhatian," ungkapnya.
Menurutnya, lonjakan kasus akan berimplikasi dengan keterisian RS di Palembang. Hal ini dikhawatirkan dalam waktu dekat akan terisi semua dan lonjakan kasus semakin tidak terkendali mengakibatkan rumah sakit kewalahan menampung pasien layaknya seperti yang terjadi di Pulau Jawa.
"Takutnya saat pasien datang dalam keadaan berat, RS tidak siap dan pasien datang mengantre seperti di Jawa," katanya. (sp/odi aria)