Berita OKU Timur

Pertama Kali Sejak 18 Tahun OKU Timur Berdiri, Disdikbud Angkat Budaya Komering Dalam Kurikulum

Di bawah kepemimpinan Bupati Lanosin Hamzah ST, terciptanya gagasan memasukkan Budaya Komering di kurikulum muatan lokal pelajaran di OKU Timur.

Penulis: Edo Pramadi | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EDO PRAMADI
Dodi Purnama ST MM Kabid Pembinaan Disdik bersama Drs Saefudin Zuhri MM Kasi Kurikulum dan Penilaian Bid Dikdas Kabupaten OKU Timur, menunjukan buku kerangka materi kurikulum muatan lokal pendidikan kemuliaan berbasis Budaya Komering. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Timur dalam menjaga budaya yang mereka miliki kini terpampang nyata.

Sejak 18 tahun Bumi Sebiduk Sehaluan ini berdiri, baru di bawah kepemimpinan Bupati Lanosin Hamzah ST, terciptanya sebuah gagasan untuk memasukkan Budaya Komering di dalam  kurikulum muatan lokal pelajaran di sekolah di OKU Timur.

Ini merupakan terobosan besar, pasalnya budaya Komering merupakan identitas bagi masyarakat Kabupaten OKU Timur.

Dalam waktu dekat, pendidikan kemuliaan berbasis budaya komering tersebut akan diajarkan ke sekolah-sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA.

Hanya saja untuk penyusunan kurikulum jenjang SMA, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dusdikbud) Kabupaten OKU berkoordinasi dengan tim pengembang provinsi.

Pihak Disdikbud sendiri melalui tim pengembang yang diketuai Hj Sri Astini, SPd sudah menyusun kerangka materi kurikulum budaya Komering sebagai acuan yang nantinya diajarkan guru-guru kepada para siswa.

Banyak aspek nantinya yang akan dipelajari oleh siswa berdasarkan kerangka materi yang disusun oleh tim pengembang berdasarkan tingkatan kelasnya.

Dari segi kesenian daerah misalnya lagu Ombay Akas, Kumoring Dang Lupa dan lain - lain, untuk tari nantinya juga mempelajari Tari Tigo, Milur, Sada Sabai. Lalu Musik Kulintang, Terbangan, Tanjidor dan itu semua merupakan khas komering.

Dari segi bahasa, nantinya para siswa akan dikenalkan dengan sastra tutur seperti warah, pisaan, hiring - hiring dan lain lain.

Selain kesenian dan bahasa tersebut, para siswa juga akan diajarkan tentang adat tradisi, rumah panggung, pakaian adat, makanan dan minuman khas komering, cerita rakyat hingga permainan anak - anak semuanya khas komering.

Kadisdikbud OKU Timur Drs Wakimin SPd MM melalui Kabid Dikdas Dodi Purnama Nurdin ST MM mengungkapkan, terciptanya pendidikan kemuliaan berbasis budaya komering ini merupakan misi dari Bupati H Lanosin dalam mewujudkan peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dalam rangka mencerdaskan masyarakat sehingga mampu berdaya saing secara global.

Lalu dibentuklah tim pengembang kurikulum untuk merancang pendidikan kemuliaan berbasis budaya komering yang nantinya dimasukan kedalam muatan lokal.

"Yang tergabung dalam tim pengembang Disdiknas ini, di dalamnya ada lembaga adat komering, tokoh komering, pengawas sekolah dan guru - guru yang kita libatkan. Mereka ini luar biasa semua," kata Dodi. Jumat (25/6/2021).

Dijelaskan Dodi, awalnya tim pengembang bekerja hanya fokus pada SD dan SMP hanya saja setelah audiensi bersama bupati, ia meminta agar pendidikan kemuliaan budaya komering ini diajarkan sejak dini hingga SMA.

"Bupati minta secara khusus kurikulum mulok budaya komering dikenalkan sejak dini dimulai dari Paud/Tk hingga SMA. Tentunya juga mengajarkan agar anak - anak berahlak mulia termasuk tentang larangan narkoba," ucap Dodi.

Baca juga: BNI Life Membuka Lowongan Kerja Branchasurance Spesialist, Penempatan Palembang dan Sekayu

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved