Berita Viral
Modal 20 Ribu Jualan Cilok Pakai Gerobak, Pria di Jember Berhasil Punya 3 Apartemen dan 13 Kontrakan
Awalnya modal cuma Rp 20 ribu untuk berjualan cilok membuat Harsono kini bisa memiliki 3 apartemen dan 13 kontrakan.
Perjuangan Harsono berjualan cilok secara keliling selama lima tahun membuahkan hasil. Nama Cilok Edy mulai dikenal masyarakat.
Wali murid yang awalnya tak mau membeli, kini mulai ketagihan karena memiliki rasa yang berbeda.
Harsono semakin semangat, setiap pagi dia menjual cilok di SD, kemudian siang hari jam 13.00 berjualan di SMP, lalu sore hari berkeliling di daerah perkotaan, seperti alun-alun Jember.
Selama lima tahun berkeliling, permintaan Cilok Edy semakin banyak. Dulu, daging sapi yang digiling untuk bahan cilok hanya sekitar 1,5 kilogram. Namun sekarang sudah sampai 25 kilogram daging setiap harinya.
"Tapi sekarang dicampur dengan daging ayam, karena daging sapi cukup mahal," papar dia.
"Tahun 2000-an itu mulai dikenal, hingga ambil tenaga orang lain karena sudah tidak nutut," terang dia.
Nama Cilok Edy mulai naik daun di kalangan warga perkotaan. Nama itu dipilih karena mudah diingat, meskipun tidak ada sangkut paut dengan dirinya.
Saat itu, Harsono hanya memiliki satu rombong keliling untuk menjual cilok. Dirinya ingin menambah armada, namun tidak memiliki modal.
Akhirnya dia memberanikan diri mengajukan kredit uang ke perbankan senilai Rp 15 juta. Uang itu digunakan untuk membeli rombong Cilok Edy hingga memiliki lima rombong.
Uang itu terus diputar untuk nenambah rombong samapi memiliki sepuluh rombong. Tak hanya itu, permintaan untuk membuka cabang Cilok Edy terus berdatangan dari Probolinggo, Bondowoso dan Lumajang.
Hanya saja, cabang yang ada di luar kota tidak bertahan lama karena ada kecurangan dari pegawainya.
"Buka di luar kota, cuma penjaganya curang," ujar dia.
Akhirnya ditarik dan tidak ada cabang di luar kota lagi. Harsono mengatakan tantangan yang dihadapi yakni semakin banyak penjual cilok.
Untuk itu, dia semakin meningkatkan cita rasa cilok. Siti Fatimah selalu mengawasi proses pembuatan cilok agar mutunya tidak berubah.
Mulai dari rasa, besar kecilnya cilok dan lainnya. Selain itu, juga mengatur keuangan yang diperoleh dari dari penjualan cilok.