Hari Bidan Nasional 2021
Hari Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Tanggal 24 Juni, Ini Sejarahnya
IBI terbentuk pada tanggal 24 Juni 1951, yakni saat konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta. Hari kelahiran IBI kini diperingati
TRIBUNSUMSEL.COM-Bidan memiliki peran sangat penting di lingkungan masyarakat, bukan hanya sekedar membantu proses persalinan. Lebih dari itu, bidan berperan penting dalam konseling dan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
IBI terbentuk pada tanggal 24 Juni 1951, yakni saat konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta. Hari terbentuknya IBI kini diperingati sebagai Hari Bidan Nasional.
Pembentukan IBI atas prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta.
Konferensi bidan pertama itu meletakkan landasan serta arah perjuangan bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Istilah Bidan dikutip dari http://bppsdmk.kemkes.go.id, berasal dari kata “Widwan” berasal dari Bahasa Sanksekerta yang berarti “Cakap” (Klinkert, 1892).
Baca juga: Hari Bidan Nasional Tahun 2021 Diperingati Tanggal Berapa? Ini Sejarah dan Link Twibbon
Di samping itu terdapat istilah “Membidan” yang artinya mengadakan sedekah bagi penolong persalinan yang minta diri setelah bayi berumur 40 hari.
Sedangkan dalam Bahasa Inggris “Midwife” berarti with woman as birth, the renewal of life continues through the ages. “With Woman” maksudnya adalah pada saat mendampingi perempuan selama proses persalinan.
Pada saat memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan harus mempunyai rasa empati, keterbukaan, menumbuhkan rasa saling percaya (trust), bidan harus mengetahui pikiran dan perasaan serta proses yang dialami ibu dan keluarganya.
Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, di mana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah mendapatkan kualifikasi serta terdaftardisahkan dan mendapatkan ijin melaksanakan praktik kebidanan.
Tujuan IBI
Pada konferensi IBI 24 Juni 1951 tersebut, juga dirumuskan tujuan IBI, yaitu:
- Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
- Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga.
- Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
- Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
Tiga tahun setelah konferensi, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 1954, IBI diakui sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan terdaftar dalam Lembaga Negara nomor: J.A.5/92/7 Tahun 1954 tanggal 15 Oktober 1954 (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia),
Kemudian pada tahun 1956, IBI diterima sebagai anggota ICM (International Confederation of Midwives).
Dikuti dari ibi.or.id, bidan adalah tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.