Jaksa Sebut Rizieq Shihab Cari Panggung, Klaim Ketemu Kepala BIN Hingga Petinggi Negeri di Arab
Jaksa Sebut Rizieq Shihab Cari Panggung, Klaim Ketemu Kepala BIN Hingga Petinggi Negeri di Arab
TRIBUNSUMSEL.COM - Sidang lanjutan kasus Rizieq Shihab beragendakan pembacaan replik atas pledoi terdakwa.
Dalam pembacaan replik tersebut penuntut umum (JPU) menyebut cerita Muhammad Rizieq Shihab saat berada di Arab Saudi, tak ada relevansinya dengan perkara yang disidangkan.
Hal tersebut disampaikan jaksa dalam sidang lanjutan perkara hasil tes swab, yang beragenda penyampaian replik atau tanggapan atas pleidoi Rizieq Shihab.
Dalam pleidoinya, Rizieq mengaku pernah bertemu Tito Karnavian yang kala itu menjabat Kapolri, serta bertemu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Rizieq juga menyatakan pernah dihubungi Wiranto, yang kala itu menjabat Menkopolhukam.
"Dalam pleidoi terdakwa menyampaikan cerita-cerita yang enggak ada kaitannya dengan fakta hukum, dengan menyebut beberapa nama."
"Ada Budi gunawan, eks Menkopolhukam RI Wiranto, kiai Maruf Amin yang kini jadi Wapres RI, atau Jendral Tito karnavian, pasukan khusus TNI."
"Yang semua enggak ada hubungannya dengan fakta-fakta persidangan dengan perkara a quo," tutur jaksa.
Jaksa juga menuding seluruh cerita Rizieq Shihab dalam ruang sidang sebelumnya, semata untuk mencari panggung.
Upaya itu dilakukan Rizieq, kata jaksa, untuk menyalahkan pihak lain atas perkaranya.
"JPU menilai tak ada relevansinya."
"Cerita terdakwa-terdakwa seakan-akan mencari panggung untuk menyalahkan pihak lain dan membenarkan secara sepihak yang dilakukan oleh terdakwa," beber jaksa.
Rizieq Shihab sebelumnya mengaku telah membuka ruang dialog dan rekonsiliasi dengan Pemerintah Indonesia, saat berada di Arab Saudi.
Pernyataan itu ia sampaikan saat membacakan nota pembelaan alias pleidoi, terkait perkara hasil tes swab palsu, di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Kamis (10/6/2021).
Rizieq mengatakan, pada tahun pertama dirinya berada di Kota Makkah sekira Mei 2017, dia sempat dihubungi Jenderal (Purn) Wiranto, yang saat itu menjabat Menkopolhukam.
Komunikasi antara dirinya dan Wiranto itu, kata Rizieq, membuka kesepakatan dialog dan rekonsiliasi.
"Saya ditelepon Menko Polhukam RI Jenderal TNI (Pur) Wiranto, dan beliau mengajak saya untuk membangun kesepakatan agar tetap membuka pintu dialog dan rekonsiliasi."
"Kami sambut baik imbauan beliau tersebut, karena sejak semula justru itu yang kami harapkan," ungkapnya.
Selang sebulan dihubungi Wiranto, tepatnya pada Juni 2017, Rizieq Shihab mengaku bertemu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, di sebuah hotel di Jeddah.
Namun, Rizieq Shihab tidak menjelaskan secara detail hasil komunikasi tersebut.
Dia hanya menyatakan pertemuan dirinya dengan Budi Gunawan menghasilkan kesepakatan yang ditandangani Maruf Amin, yang kala itu menjabat Ketua Umum MUI.
"Hasil pertemuan tersebut sangat bagus, kita buat kesepakatan tertulis hitam di atas putih yang ditandatangani oleh saya dan Komandan Operasional BIN Mayjen TNI (Pur) Agus Soeharto di hadapan Kepala BIN dan timnya."
"Yang kemudian surat tersebut dibawa ke Jakarta dan dipersaksikan serta ditandatangani juga oleh Ketua Umum MUI Pusat KH Maruf Amin yang kini menjadi Wakil Presiden RI," bebernya.
Dia menyebut, salah satu isi kesepakatan itu adalah menghentikan segala kasus yang menjerat dirinya saat itu.
Dedengkot FPI itu juga mengaku sepakat mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
"Di antara isi kesepakatan tersebut adalah setop semua kasus hukum saya dan kawan-kawan, sehingga tidak ada lagi fitnah kriminalisasi."
"Dan sepakat mengedepankan dialog daripada pengerahan massa."
"Serta siap mendukung semua kebijakan pemerintahan Jokowi selama tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam dan konstitusi negara Indonesia," tuturnya.
Tak hanya dengan Budi Gunawan, Rizieq Shihab bahkan mengaku bertemu Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang kala itu masih menjabat Kapolri.
Dengan Tito Karnavian, Rizieq mengaku bertemu dua kali, yakni pada 2018 dan 2019, di sebuah hotel bintang lima dekat Masjidil Haram.
Dalam pertemuan itu, Rizieq Shihab sepakat dan menekankan tiga hal, antara lain menghentikan penodaan agama, setop kebangkitan PKI, dan menghentikan penjualan aset negara kepada asing dan aseng.