Berita Muratara
Kisah Wahab Warga Muratara Batal Berangkat Haji Tahun Ini, Menunggu 9 Tahun Sambil Nyadap Karet
Wahab (57) bersama istrinya, Zalmiah dijadwalkan berangkat haji tahun 2020 kemarin namun tertunda karena ada wabah Covid-19.
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Pemerintah memastikan tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia tahun 1442 H/2021 M.
Alasan tidak ada pemberangkatan jemaah haji tahun ini karena berkaitan dengan situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Kebijakan pemerintah tentang pembatalan keberangkatan jemaah haji itu membuat para calon jemaah haji kembali mengelus dada.
Mereka harus bersabar karena keberangkatan untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci terpaksa ditunda lagi gara-gara Covid-19.
"Cuma bisa bersabar," kata Wahab (57), calon jemaah haji asal Desa Maur Baru, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sabtu (5/6/2021).
Wahab (57) bersama istrinya, Zalmiah dijadwalkan berangkat haji tahun 2020 kemarin namun tertunda karena ada wabah Covid-19.
Lebih sedih lagi, pasangan suami istri ini tertunda lagi berangkat haji pada tahun ini gara-gara hal yang sama yaitu Covid-19.
Padahal dia sudah sangat berharap bisa mewujudkan impiannya ke Tanah Suci tahun 2021 ini.
"Harapan kami tahun ini berangkat, kami sudah divaksin," kata Wahab dibincangi saat mengikuti vaksinasi Covid-19 di RSUD Rupit beberapa waktu lalu.
Pria kelahiran tahun 1964 ini menyicil setoran haji dari tahun 2012 dan akhirnya dijadwalkan berangkat tahun 2020.
Wahab yang sehari-hari bekerja sebagai petani karet ini mengaku pantang menyerah untuk bisa berangkat ke Baitullah.
Meskipun harga karet saat ini tidak stabil bahkan kadang-kadang anjlok namun dia tak pernah mundur berjuang meraih impiannya.
Kunci sukses dalam kamus hidup Wahab adalah tidak mudah putus asa.
"Walaupun karet murah, tapi kita harus usaha terus, jangan mudah putus asa, nyadap terus.
Jangan karena harga karet turun kita tidak nyadap lagi, itu salah, kita harus terus nyadap, ada saatnya harga karet naik," kata Wahab.
Baca juga: Kapolda Sumsel Beri Reward 3 Anggota Satpol PP Kota Palembang
Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Muara Kuang Semprot Disinfektan Masjid dan Pasar Kalangan
Dia mengaku bisa berangkat haji bersama sang istri untuk yang pertama kalinya ini merupakan hasil dari menyadap karet.
Hasil dari menyadap karet ternyata tidak hanya bisa memberangkatkannya ke Mekkah.
Dia juga bisa menyekolahkan 4 anaknya hingga ke perguruan tinggi.
"Anak saya ada empat, Alhamdulillah tiga sudah selesai kuliah, tinggal satu lagi yang masih kuliah," katanya.
Di usianya yang sudah menginjak lebih dari setengah abad, Wahab mengaku masih menyadap karet miliknya sendiri.
Tubuhnya yang masih kuat dimanfaatkannya untuk mencari pundi-pundi rupiah dari getah karet.
"Sampai sekarang saya masih nyadap, harga karet sekarang tidak stabil, lima ribu sampai tujuh ribu per kilo, mudah-mudahan bisa naik terus," harapnya.