Berita Muratara
Misteri Banyak Babi Mati di Muratara Akhirnya Terungkap, Positif Terpapar Virus ASF
Misteri Penyebab banyak babi mati di Muratara akhirnya terungkap. Dinas Pertanian memastikan babi mati karena virus African Swine Fever (ASF)
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Yohanes Tri Nugroho
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Rahmat Aizullah
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Sebulan terakhir, warga di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dihebohkan dengan banyaknya babi hutan mati.
Jumlah babi liar mati di beberapa desa diperkirakan sudah ratusan ekor.
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara sudah mengambil sampel daging babi mati itu untuk diuji laboratorium.
Salah satu sampel yang diambil pada daging babi mati di kebun warga di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Nibung, Senin (24/5/2021) lalu.
Sampel tersebut kemudian dibawa ke Balai Veteriner Lampung untuk diteliti.
Baca juga: Portal Lokasi Proyek Pembangunan Stadion Mini Muratara, Vendor: Kami Sudah Lapor Polisi
Dari hasil uji laboratorium, menyatakan bahwa babi mati itu terkena serangan virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.
"Iya hasil lab-nya sudah keluar, hasilnya positif ASF, flu demam babi Afrika," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Suhardiman, Selasa (1/6/2021).
Dia mengatakan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan dinasnya yaitu berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumsel.
Suhardiman mengungkapkan paparan virus ASF terhadap babi-babi hutan baru pertama kali ini terjadi di Kabupaten Muratara.
"Ini baru pertama kali terjadi di daerah kita, selanjutnya kita akan koordinasi dengan BKSDA Sumsel bagaimana tindaklanjutnya," kata Suhardiman.
Baca juga: Pos Sekat Sumsel-Jambi di Jalinsum Muratara Tutup, Satgas Covid-19 Sebut Tak Ada Lonjakan Kasus
Menurut dia, paparan virus ASF ini diketahuinya telah muncul di Sumsel sejak pertengahan tahun lalu.
Ketika itu, ratusan ekor babi ternak di Palembang mati mendadak.
Kasus tersebut terus meluas mengarah pada babi hutan pada Februari 2021 hingga saat ini.
"Di beberapa daerah khususnya di Sumsel ini kabarnya juga sudah banyak babi liar mati," ujar Suhardiman.
Sementara itu warga di Kabupaten Muratara merasa ketakutan dengan adanya virus ASF karena dikhawatirkan menular ke manusia.
Lantas, apakah virus tersebut dapat menular ke manusia?
Dikutip dari Kompas.com, Direktur Kesehatan Hewan, drh Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan bahwa virus ASF tidak dapat ditularkan ke manusia.
"Virus ASF tidak menular ke manusia, hanya babi. Semua babi bisa tertular," ujar Fadjar.
Menurutnya, babi yang tertular virus ASF memiliki gejala seperti hilangnya nafsu makan, demam, muntah, lemah dan jatuh.
Terkadang gejala lain yang timbul yakni adanya pendarahan dan kemudian mati.
Sementara itu, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (PTVz), dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan hal yang sama terkait penularan virus ASF.
"Sampai sekarang belum ada kasus yang menyebut virus tersebut dapat menular ke manusia," ujar Siti.