Sudah Dialokasikan APBN Tapi Tidak Digunakan, Ada 28.334 SR Jargas di Sumsel Terbengkalai

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengatakan, BPH Migas perlu melakukan koordinasi ke delapan kabupaten/kota agar pemanfaatan jargas ini bisa dimaks

Editor: Wawan Perdana
Sripo/ Rahmaliyah
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, banyak sambungan rumah (SR) jaringan gas (jargas) di Sumsel terbengkalai.

Untuk delapan kabupaten/kota di Sumsel ada 127.078 SR.

Rinciannya 98.738 SR telah terutilitasi, sementara 28.334 SR yang belum terutilitasi.

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengatakan, BPH Migas perlu melakukan koordinasi ke delapan kabupaten/kota agar pemanfaatan jargas ini bisa dimaksimalkan di Bumi Sriwijaya.

"Bahasa sederhananya 28.334 terbengkalai artinya sekitar 30 persen SR yang tidak terutilitasi itu mereka masih menggunakan gas tiga kilo."

"Ini disayangkan karena APBN dan sudah dialokasikan tapi tidak dipakai. Padahal, jargas yang sudah dipasangkan harusnya bisa digunakan," ungkapnya usai rapat koordinasi dengan Pemda Daerah terkait Jargas untuk pelanggan kecil di Novotel, Senin (31/5/2021).

Fanshurullah menambahkan, dalam satu tahun subsidi untuk penggunaan gas 3 kg yang dikeluarkan negara mencapai Rp 35 Triliun.

Sementara, Jargas tidak sebesar itu untuk satu sambungan rumah seharga Rp 10 juta

Baca juga: Portal Lokasi Proyek Pembangunan Stadion Mini Muratara, Vendor: Kami Sudah Lapor Polisi

"Nah kami meminta ke Bupati/walikota pemerintah, PTGN, PGN dan SP2J, Petro Gas Ogan Ilir, Petro Prabu untuk sama-sama mengindentifikasi kenapa ini terjadi karena sangat merugikan negara, " Ujarnya.

Berdasarkan perhitungan BPH Migas, Lost Opportunity di Sumsel mencapai Rp 350 miliar terhitung sejak 2010.

Dengan rincian, Kabupaten Pali (1878 SR), Kabupaten Musi Rawas (3729 SR), Kabupaten Muara Enim (6231 SR), Kabupaten Musi Banyuasin (6354 SR), Kabupaten Palembang (580 SR), Kabupaten Ogan Ilir (1329 SR), Kabupaten OKU (5235 SR), Kabupaten Prabumulih (2918 SR).

"Kendalanya macam-macam, ada suplai gasnya belum ada, ada kontraktor yang belum selesai pasang instalasi sampai ke kompornya, ada juga yang sudah terpasang tapi tidak dipakai masyarakat, kemudian pipa distribusinya yang belum ada sementara gasnya sudah ada, " Katanya. (SP/ Rahmaliyah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved