Puluhan Warga Poso Kirim Surat Terbuka Kepada Jokowi, Minta Rasa Aman dan Tumpas Habis MIT

Puluhan warga perwakilan Kecamatan Lore bersaudara datang dengan menggunakan pakaian hitam dan ikat kepala pita merah putih

Editor: Wawan Perdana
Kompas.COM/ Mansur
Puluhan warga Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, yang tergabung dalam perwakilan masyarakat Kampai Tampo Lore mendatangi gedung DPRD Poso untuk menyampaikan surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (17/5/2021) 

TRIBUNSUMSEL.COM, POSO-Korban warga sipil terus berjatuhan akibat perbuatan kejam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Korban terbaru adalah empat petani yang dibunuh secara keji oleh sekelompok orang diduga anggota MIT.

Meminta jaminan rasa aman, puluhan warga Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, yang tergabung dalam perwakilan masyarakat Kampai Tampo Lore mendatangi gedung DPRD Poso untuk menyampaikan surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (17/5/2021) siang,

Penyampaian surat terbuka tersebut sebagai bentuk kekecewaan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Polri terkait pelaksanaan operasi penuntasan teroris jaringan Ali Kalora Cs yang masih terus meneror dan membantai warga sipil.

Puluhan warga perwakilan Kecamatan Lore bersaudara datang dengan menggunakan pakaian hitam dan ikat kepala pita merah putih sebagai tanda berkabung mendatangi gedung DPRD menyampaikan aspirasinya.

Kedatangan mereka diterima langsung oleh Ketua DPRD Poso Sesi KD Mapeda bersama sejumlah anggota DPRD lainnya yang juga ikut menggunakan ikat pita merah putih di kepala sebagai simbol belasungkawa atas tewasnya empat orang warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Selasa(11/5/2021).

Baca juga: 4 Warga Tewas Dibunuh Kelompok MIT Ali Kalora di Poso, Ini Kesaksian Warga Selamat

Ketua perwakilan warga Lore Sahir Sampeali di hadapan anggota DPRD Poso saat membacakan surat terbuka, meminta agar Jokowi segera turun tangan untuk hadir di Poso sehingga penuntasan sisa kelompok teroris pimpinan Ali Kalora yang berjumlah sembilan orang segera berakhir.

Menurutnya, selama kurun waktu 22 tahun, pelaksanaan operasi kelompok Mujahidin Indonesia Timur( MIT) di Poso oleh Polri justru tidak memberikan rasa aman terhadap warga, khususnya petani.

Malah korban dari warga sipil semakin bertambah sehingga jaminan keamanan warga jauh dari harapan.

"Jadi ada lima poin isi tuntutan surat terbuka tersebut antara lain meminta presiden untuk hadir di tanah Poso sebagai konsekuensi perlindungan warga Poso, meminta presiden sebagai panglima tertinggi untuk segera menuntaskan masalah keamanan, dan meminta presiden untuk memberikan jaminan sosial dan santunan duka kepada para keluarga korban tragedi kemanusiaan oleh teroris di Poso," ujar Sahir saat didampingi oleh sejumlah perwakilan dari tokoh adat Lore.

Ketua DPRD Poso Sesi KD Mapeda berjanji akan menindaklanjuti dan meneruskan surat terbuka tersebut kepada Jokowi.

Dia berharap dengan adanya surat tersebut, penuntasan kelompok Ali Kalora di Poso segera selesai.

Menurutnya, yang disuarakan warga mempunyai landasan kuat, mengingat berlarut-larutnya pelaksanaan operasi teroris di Poso.

"DPRD Poso merespons dan menerima apirasi ini, dan secepatnya surat terbuka warga Poso untuk presiden akan saya tindak lanjuti secepatnya. Apa yang menimpa saudara kita di Desa Kalemago baru-baru ini merupakan duka buat semua warga Poso," ujar Sesi.

Sebelum membubarkan diri, perwakilan warga Lore mengancam akan berangkat langsung ke Jakarta jika dalam waktu dekat aspirasi yang mereka sampaikan tidak direspons atau tidak ada kejelasan.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan penyerahan dokumentasi lampiran surat terbuka dari perwakilan warga Lore ke DPRD Poso yang diterima langsung oleh Ketua DPRD Poso disaksikan para anggota DPRD lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved