Bijak Merayakan Iedul Fithri di Tengah Pandemi

Di tengah perayaan Iedul Fithri tahun ini kita, umat Islam, juga dituntut untuk bersikap bijak dalam beribadah, terutama kita yang menyelenggarakan Sh

Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM/LINDA
Guru Besar Ilmu Pendidikan UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA., Ph.D 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bijak berarti “selalu menggunakan akal budi, pandai, dan mahir”.

Dalam Kamus Bahasa Arab padanan kata bijak adalah hakim, rasyid,dan ‘aaqil, dan dalam Bahasa Inggris padanan kata bijak adalahwise dan thoughtful.

Dilihat dari kosa kata dalam tiga bahasa tersebut, maka secara umum bijak berarti selalu berhati-hati, arif, dan cerdasdalam menyikapi sesuatu.

Tulisan ini mengajak kita semua, khususnya umat Islam, untuk bersikap bijak dalam merayakan Iedul Fithri 1442 Hijriyah yang bertepatan dengan 2021 Miladiyah.

Bagi umat Islam, Hari Raya Iedul Fithri adalah momentum yang sangat penting dan sarat dengan makna religiusitas, untuk merayakan kesuksesan menjalankan rangkaian ibadah yang sangat special di bulan yang sangat special, yaitu Ramadhan.

Momentum perayaan Iedhul Fithri tentulah diharapkan membawa kegembiraan dan kebahagiaan, bukan sebaliknya, membawa kesedihan dan kepedihan.

Pada tahun ini umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, perlu sungguh-sungguh bersikap bijak dalam merayakan Iedul Fithri, karena perayaan Iedhul Fithri tahun ini dilakukan di tengah Pandemi Covid-19 yang semakin mengganas, yang sewaktu-waktu dapat menjadikan siapapun sebagai korban, apapun statusnya dan dimanapun dia berada.

Karena itu maka di tengah perayaan ini kita, Umat Islam, dituntut untuk benar-benar bijak dalam berbagai aktifitas kita.

Pertama, bijaklah dalam urusan mudik. Iedul Fithri memang momentum yang identik dengan tradisi mudik yang cenderung sangat emosional dan penuh makna, terutama untuk mempererat jalinan tali silaturrahim.

Bagi kita yang tinggal di perantauan, terkadang ada rasa bersalah jika tidak mudik di hari lebaran, seakan kita sudah melupakan saudara yang ada di kampung, ibarat “kacang lupa pada kulitnya”.

Bagi kita yang tinggal di kampung, terkadang ada rasa sepi yang mencekam jika saudara-saudara yang ada di perantauan tidak mudik, seakan kita sudah dilupakan.

Di tengah Pandemi Covid-19 sekarang ini, hendaknya kita tidak larut dalam emosi, jangan baperan dalam urusan mudik, tetapi sikapi tradisi mudik secara bijak.

Larangan mudik bisa saja kita langar, protokol kesehatan bisa saja kita abaikan, dan rasa takut tertular Covid-19 bisa saja dikalahkan oleh rasa kangen dan ingin berkumpul bersama keluarga, tetapi semua itu tidak akan terjadi jika di tengah perayaan ini kita bersikap bijak dalam mengambil keputusan. Jangan memaksakan diri untuk mudikhanya karena Baperan, karena kita tetap bisa mempererat tali silaturrahim dari perantauan.

Bagi yang tinggal di perantauan, bersikap bijaklah terhadap orang tua dan sanak saudara yang ada di kampung.

Berkomunikasilah dengan mereka dengan menggunakan berbagai media yang tersedia, agar mereka memahami reasoning tidak bisa mudiklebaran tahun ini.

Penuhilah hak-hak tradisional mereka, sebagai tanda kita tidak melupakan mereka. Alhamdulillah, di era digital sekarang ini hak-hak tersebut bisa dengan cepat dan mudah dikirim atau ditransfer.

Bagi kita yang tinggal di kampung, bersikap bijaklah terhadap sanak saudara kita yang tidak bisa mudik.

Berhentilah membujuk, merayu, apalagi memaksa mereka untuk mudik, agar mereka tidak terbebani dengan rasa bersalah.

Mereka tidak mudik bukan karena sudah lupa atau tidak perduli dengan sanak saudara, tetapi mungkin ada alasan tertentu dan salah satu alasan yang sangat kuat adalah untuk tidak turut menyebarkan Pandemi Covid-19 yang kita semua sudah tahu, sungguh sangat berbahaya.

Kedua, bijak menyikapi tradisi “makan enak” dan “baju baru”.

Tentu tidak ada yang salah dengan tradisi tersebut. Tetapi di tengah Pandemi Covid-19 sekarang ini baiknya kita bijak dalam mengikutinya. Silakan “makan enak”, tetapi secukupnya saja, agar tidak boros, karena kita perlu menabung untuk mengantisipasi biaya kesehatan dan kemungkinan terjadinya penurunan income kita, karena pengurangan gaji atau bahkan PHK.

Jangan berlebihan dan sembarangan “makan enak”, agar asupan makanan di perut kita membuat kita lebih sehat dan meningkatkan kekebalan tubuh kita, untuk melawan serangan Covid-19.

Kita juga harus bijak mengikuti tradisi belanja “baju baru”, agar baju baru yang kita beli  tidak mubazir. Belilah “baju baru” seperlunya, karena pada dasarnya baju baru tidak terlalu diperlukan, karena di tengah Pandemi Covid-19 kita dituntut untuk banyak mengurangi aktifitas luar rumah.

Ketiga, bijak dalam beribadah.

Di tengah perayaan Iedul Fithri tahun ini kita, umat Islam, juga dituntut untuk bersikap bijak dalam beribadah, terutama kita yang menyelenggarakan Sholat Iedul Fithri dan Sholat lima waktu di Masjid atau Mushollah.

Lakukan semua kegiatan ibadah secara bijak, dengan tidak terlalu mengikuti keinginan, pendapat, dan perasaan sendiri.

Jika kita menjadi makmum, jadilah makmum yang bijak, yang disiplin menerapkan  protokol kesehatan. Jika kondisi kesehatan kita sedang kurang baik, sebaiknya sholat di rumah saja, agar tidak mengganggu kekhusyu’an jama’ah lain dalam beribadah.

Insya’Allah dengan niyat yang tulus dan ikhlas ibadah kita diterima-Nya, baik dilaksanakan di rumah ataupun di masjid atau mushollah. Bagi kita yang bertindak sebagai imam dan atau khotib hendaklah kita menjadi imam yang bijak, agar makmum yang ada di belakang kita merasa khusyu’, aman, dan nyaman.

Memilih bacaan ayat yang pendek dalam mengimami sholat dan mempersingkat khutbah, insya’Allah menenteramkan hati jama’ah dan tidak akan mengurangi kualitas ibadah kita.

Kita yang menjadi pengurus Masjid juga perlu bersikap bijak, minimal dengan menyediakan Masker dan Hand Sanitizer bagi jama’ah yang kelupaan atau tidak punya. Selain itu, pengurus Masjid atau Muashollah tentu saja perlu kerja ekstra mengingatkan dan mendisiplinkan seluruh jama’ah untuk menerapkan Protokol Kesehatan.

Keempat, bijak menyikapi Protokol Kesehatan 5M, yaitu (1) mencuci tangan, (2) memakai Masker, (3) menjaga jarak, (4) menjauhi kerumunan, dan (5) mengurangi mobilitas.

Untuk mendisiplinkan penerapan Prokes M5 tersebut pemerintah telah membuat berbagai kebijakan dan menugaskan aparaturnya untuk mengarahkan, mendampingi, dan membantu masyarakat dalam merayakan Iedul Fithri, agar disiplin menerapkan Prokes 5M dan tidak menjadi korban penyebaran Covid-19.

Karena itu kita sebagai anggota masyarakat hendaknya juga bijak menyikapi berbagai ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah, dengan tidak menyulut pro-kontradan menyebarkan berita palsu atau hoax.

Kita juga hendaknya bersikap bijak terhadap aparatur pemerintah yang bertugas di lapangan.

Hargai niyat baik dan kerja keras mereka menjalankan tugas, terkadang di tengah guyuran hujan, di bawah terik matahari, dan di dalam gelapnya malam.

Bersikap bijaklah dengan selalu berkomunikasi dan tabayyun dengan mereka, agar tidak terjadi kesalahfahaman.

Berikan bantuan sebisa kita, untuk memudahkan dan meringankan tugas mereka, agar mereka sukses menjalankan tugas dan bisa cepat pulang ke rumah untuk merayakan Iedul Fithri bersama keluarga.

Kelima, bijak dalam bersilaturrahim.

Acara perayaan Iedul Fithri juga ditandai dengan tradisi saling mengunjungi teman, saudara, sanak keluargga, untuk kangen-kangenan dan mempererat tali silaturrahim.

Tetapi di tengah Pandemi Covid-19 sekarang ini, kita perlu lebih bijak menjalani tradisi saling berkunjung ini, dengan membatasi frekwensi dan durasi kunjungan serta disiplin menjalankan Prokes 5M.

Insya’Allah sikap bijak kita akan membuat perayaan Iedhul Fithri tahun ini benar-benar menyenangkan dan membahagiakan kita semua, karena sikap bijak itulah yang akan menjadi pelindung utama kita untuk terhindar dari penyebaran Covid-19. Semoga Allah Swt senantiasa memberkati dan melindungi kita semua. Aamiin yaa Rabbal aalamin.

Muhammad Sirozi

Guru Besar Ilmu Pendidikan

UIN Raden Fatah Palembang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved