Dokter Berikan Alasan Medis, Kenapa Mudik Lebaran Saat Pandemi Covid-19 Dilarang

Dokter Berikan Alasan Medis, Kenapa Mudik Lebaran Saat Pandemi Covid-19 Dilarang

Editor: Slamet Teguh
WartaKota/Muhammad Azzam
Ribuan pemudik yang mengendarai sepeda motor berhasil menjebol barikade penyekatan di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi- Karawang, pada Minggu (9/05/2021) pukul 22.40 WIB. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Pemerintah secara resmi telah melarang masyarakat untuk mudik lebaran.

Namun nyatanya, sejumlah masyarakat masih saja ada yang tetap nekat untuk mudik lebaran.

Larangan mudik telah ditetapkan oleh pemerintah.

Aturan tersebut dimulai sejak 6 Mei - 17 Mei 2021.

Beberapa bus dilarang untuk beroperasi, dan penjagaan diupayakan agar tidak ada yang melintasi perbatasan antar provinsi.

Lantas kenapa pemerintah memberlakukan peraturan larangan mudik? Dokter memberikan alasan medis.

Menurut dr Temmasonge Radi Pakki Sp. P, MMRS libur rentan meningkatkan risiko terjadinya peningkatan angka infeksi Covid-19.

Dan hal ini sudah terbukti secara data pada libur panjang beberapa waktu lalu.

Selain itu libur dan mudik punya image berkumpul.

Padahal salah satu yang membuat virus dapat bertransmisi dari satu yang lain adalah lewat kerumunan.

"Libur itu memiliki image berkumpul bersama. Aktivitas berkumpul membuat kita lengah dan menurunkan kewaspadaan, menggampangkan terjadinya penularan. Proses transmisi tetap ada di sekitar kita," katanya dalam live streaming, Senin (10/4/2021).

Baca juga: Ukuran Janin Berusia 5 Minggu Dinilai Dokter Tak Wajar, Aurel Halilintar Cemas Kandungannya

Baca juga: Kapolres Buka Suara Soal Video Viral Pemudik Jebol Posko Penyekatan di Bekasi, Ungkap Fakta Ini

Baca juga: Nia Ramadhani Dulu Viral Tak Bisa Kupas Salak, Kini Heboh Dirinya Tidak Tahu Bentuk Tempe

Ia mengatakan jika situasi pandemi telah dilewati selama satu tahun lebih, sehingga jangan sampai terulang kembali kasus infeksi yang tinggi.

dr Radi mengatakan jika kumpul bisa menyebabkan klaster.

Sedangkan klaster meningkatkan angka orang yang terinfeksi. Dari sana, dapat menimbulkan gejala dengan tingkat keparahan yang berbeda.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved