Suami Tidur Bersama Mayat Istri yang Dibunuhnya, Kesal Karena Menolak Didekati Usai Dituduh Covid-19
Suami Tidur Bersama Mayat Istri yang Dibunuhnya, Kesal Karena Menolak Didekati Usai Dituduh Covid-19
Tampak bersikap kooperatif dengan polisi, pria ini telah mengakui pembunuhan yang dia lakukan kepada istrinya.
Menurut dakwaan pengadilan, peristiwa itu terjadi di apartemen pribadinya pada 5 April.
Sang suami dikatakan telah "secara brutal dan panik" menyerang istrinya, berulang kali menusuk punggung, dada, kaki dan kepala korban dengan benda-benda rumah tangga seperti pisau, palu, piring, panci, dan kaki meja, serta tangga.
Hussein Egal bekerja sebagai sopir bus, sedangkan Maryan Ismail adalah pembersih sekolah.
Pria itu mengatakan bahwa pada malam sebelum pembunuhan terjadi, pasangan itu bertengkar sengit.
Pasalnya, Maryan meminta suaminya meninggalkan apartemen karena dicurigai mengidap Covid-19.
Saat itu Hussein melaporkan bahwa ia mengalami gejala batuk, muntah, halusinasi dan demam tinggi.
Dia mengatakan kepada polisi bahwa, karena takut terinfeksi, Maryan mengatakan kepada suaminya, “mati saja di jalan.”
Marah dengan ucapan istrinya itu, Hussein lantas menjawab, “Aku akan membunuhmu dulu" dan menuduh istrinya.
Setelah semalaman tidur di samping mayat istrinya, keesokan paginya, Hussein turun ke aula gedung apartemen dan berbicara dengan seorang penghuni.
Ketika sampai di kantor polisi, Hussein lalu bersikeras untuk menjauh darinya karena dia terinfeksi COVID-19.
Namun, di kantor polisi, petugas keamanan tidak mendeteksi adanya tanda-tanda COVID-19 di diri Hussein.
"Tidak ada bukti bahwa tersangka pernah terinfeksi COVID-19 dan dia juga menolak untuk diperiksa," kata perwakilan dari kepolisian.
Pria ini mengakui pembunuhan, tetapi membantah pembunuhan atas keinginannya sendiri.
Dia berdalih, itu karena virus SARS-CoV-2 yang membuatnya gila dan membunuh istrinya.