Sederet Aksi Nekat Pemudik Cari Peruntungan, Ada yang Naik Ambulans, Truk Sayur hingga Mobil Boks

Akan tetapi, mereka tidak bisa menunjukkan bukti apapun ke petugas untuk memperkuat argumen tersebut.

Editor: Weni Wahyuny
Istimewa/TribunJabar.id
Seorang pemudik ditemukan sembunyi di boks mobil saat terjaring di Pos Penyekatan Gentong, Tasikmalaya, Kamis (6/5/2021). Pria ini nekat mudik meski sudah tahu ada larangan mudik dengan cara sembunyi di dalam mobil boks bersama motor miliknya. 

Saat pemeriksaan, dipaparkan Hendra, para pemudik itu sempat beradu mulut dengan petugas.

Pengemudi ambulans bahkan menegaskan, penumpang adalah keluarga yang hendak mengunjungi saudaranya yang meninggal dunia.

Akan tetapi, mereka tidak bisa menunjukkan bukti apapun ke petugas untuk memperkuat argumen tersebut.

"Setelah ditanyakan tujuannya untuk apa, mengantar orang sakitkah? Atau mengantar jenazah, ini tidak bisa menunjukkan apa-apa," sambungnya.

Alhasil, petugas pun menyuruh sopir ambulans untuk memutar balik kendaraan.

Menurut Hendra, modus mudik dengan menggunakan ambulans telah digunakan sejak pemberlakuan larangan mudik pada 2020.

Baca juga: Kisah Sekeluarga Jalan Kaki dari Jateng ke Bandung, Ternyata Korban PHK, Modal Berjalan Rp120 Ribu

Baca juga: Imam Masjid Ditampar Seorang Pria saat Pimpin Salat Subuh, Salat Berjamaah Mendadak Berhenti

Baca juga: Detik-detik Imam Masjid Ditampar Seorang Pria, Pukul Pundak lalu Sampaikan Kalimat Ini, Juhri Syok

Batal Lamaran di Madiun karena Terjaring Larangan Mudik

Seorang pemuda asal Klaten bernama Agus Suryadi (23) harus menunda keinginannya untuk melamar gadis pujaannya akibat terjaring larangan mudik 2021.

Siang itu, Kamis (6/5/2021), Agus dan keluarganya hendak pergi ke Winongo Kabupaten Madiun untuk melamar, namun tertunda karena diminta putar balik saat melintas di pos penyekatan Mantingan.

Saat diperiksa petugas, Agus hanya dapat menunjukkan surat hasil rapid miliknya.

Sementara 13 orang anggota keluarganya, tidak membawa hasil rapid tes, termasuk sopir travel yang mengantarnya.

Agus beralasan, sebelum melintas di perbatasan Mantingan (Ngawi-Sragen), ia dan rombongan keluarganya sudah diperiksa di pos di Sragen.

Pada saat itu, petugas hanya meminta satu orang saja untuk dirapid.

"Tadi dari petugasnya bilang satu saja," katanya.

Perwira Pengendali ( Padal) Pos Penyekatan Mantingan, Ipda Daryono, mengatakan, petugas terpaksa meminta sopir travel putar balik karena hanya satu orang penumpang yang memiliki surat rapid tes.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved