Anies Baswedan Ditanggih Warga Janji Kampanye, Kedatangan ke Kepulauan Seribu Disebut Hanya Simbolik

Anies Baswedan Ditanggih Warga Janji Kampanye, Kedatangan ke Pulau Seribu Disebut Hanya Simbolis

Editor: Slamet Teguh
Istimewa/Dok Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melakukan tinjauan di Pintu Air Manggarai, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/2/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Masa jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta sebentar lagi akan berakhir.

Anies Baswedan ditagih sejumlah janji politik yang hingga kini belum terealisasikan.

Baru-baru ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi sejumlah pulau di Kepulauan Seribu.

Menanggapi hal itu pemilik kapal tradisional dan resort di Kepulauan Seribu Musleh menyoroti kedatangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke beberapa pulau pada pekan lalu.

Musleh menyebut, kedatangan Anies Baswedan ke sana hanya simbolik, dan bukan berarti sudah menyelesaikan persoalan dasar masyarakat dan menunaikan janji kampanye.

Musleh mengingatkan, janji kerja Anies-Sandi adalah menjadi Kepulauan Seribu sebagai pulau pembangunan mandiri dengan meningkatkan sumber daya manusia, pusat konservasi ekologi dan lain sebagainya.

Namun sudah lebih dari tiga tahun menjadi Gubernur, banyak janji yang belum tertunaikan.

“Janji integrasi transportasi perairan juga belum berjalan, karena mandeknya proyek rencana induk pelabuhan dan perlunya perbaikan tata aturan BUMD transportasi bermoda darat yang tidak otomatis bisa mengurus angkutan perairan,” kata Musleh berdasarkan keterangannya pada Senin (3/5/2021).

Musleh mengatakan, kapal tradisional yang dikelola masyarakat merupakan urat nadi dalam aktivitas sosial, distribusi barang dan jasa, serta penggerak ekonomi bagi warga Kepulauan Seribu.

Namun mereka tidak juga mendapat pembinaan dari pemerintah, dan hal ini diperburuk adanya penurunan jumlah wisatawan yang berdampak pada ekonomi karena pandemi Covid-19.

“Banyak kapal tradisional tidak sanggup beroperasi dan melakukan perawatan. Dari 40 kapal tradisional, hampir setengahnya sudah tenggelam di pelabuhan sandar, karena tak ada biaya perawatan,” jelasnya.

“Padahal harusnya kapal-kapal ini diintegrasikan dengan moda transportasi se-Jakarta, apa satu tiket bisa juga untuk kapal, TransJakarta dan MRT sesuai janji kampanye?,” tambah Musleh.

Baca juga: Kisah Seorang PSK yang Jadi Korban Rudapaksa dan Perampokan Oleh Pelanggannya, Berawal Dari Twitter

Baca juga: Rumah Sakit di India Putus Asa dan Menyerah, Banyak Pasien Meninggal Karena Tak Ada Pasokan Oksigen

Baca juga: Viral Mobil Pelat Merah Parkir di Jalur Kereta Api di Solo, Dishub Beri Penjelasan

Belum lagi, kata dia, janji pembangunan resort bekualitas internasional yang belum terealisasi dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang selalu dirujuk ke RS di daratan. Bahkan, ujar dia, angka kemiskinan sebesar 14 persen di Kepulauan Seribu masuk 50 tertinggi kemiskinan se-Indonesia, dan menurut BPS 2021 angka ini naik dari sebelumnnya di 2020 sebesar 12 persen.

“Tim Task Force percepatan pembangunan Kepulauan Seribu tak tahu bentuk dan kinerjanya. Belum lagi konservasi ekologi yang tak jelas dan makin buruk karena bocornya pipa PHE merusak ekosistem laut,” beber Musleh.

Menurutnya, kritik yang disampaikannya itu bukanlah bentuk kebencian kepada Anies, namun hanya sekadar mengingatkan janji kampanyenya. Kritik ini diharapkan sebagai pengingat kepada Anies mengenai janjinya untuk warga Kepulauan Seribu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved