Berita Bisnis

Cerita Purnamawati, Pemilik Toko Kelontong Berhasil Bangkit Dari Pandemi Covid-19 Bersama Pegadaian

Alhamdulillah dengan adanya tambahan modal dari Pegadaian tersebut, kini kami bisa bertahan dan mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Toko Purnama yang ada di Seberang Ulu (SU) II Kota Palembang, Jumat (30/4/2021). Bersama Pegadaian, Purnamawati pemilik toko kelontong ini berhasil bangkit dari keterpurukan Covid-19. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Bersama Pegadaian, Purnamawati pemilik toko kelontong berhasil bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini berimbas pada semua sektor, tak terkecuali sektor perekonomian.

Berbagai usaha dari yang besar hingga usaha kecil harus bisa survive. Namun banyak juga yang tak bisa bertahan dan akhirnya tutup. Tapi ada juga yang tetap bisa bertahan dan bangkit dari pandemi Covid-19.

Purnamawati (61) pemilik Toko Purnama di Seberang Ulu (SU) II Kota Palembang, merupakan satu diantaranya yang bisa bangkit dari keterpurukan karena pandemi Covid19.

"Sudah 25 tahun saya membuka usaha kelontong ini, selama ini lancar saja. Namun baru di tahun 2020 mengalami goncangan yang cukup berat," kata Purnama saat dibincangi Tribun Sumsel, Jumat (30/4/2021).

Lebih lanjut ia menceritakan, saat awal pandemi Covid-19 banyak masyarakat yang panic buying. Untuk itu kebanyakan pada membeli kebutuhan pokok secara banyak untuk di stok.

"Terlebih aktivitas keluar rumah juga dibatasi. Sebab banyak takut-takut keluar rumah. Akibatnya yang tadinya setiap hari toko saya ramai pembeli, berangsur-angsur berkurang," kata Purnamawati yang merupakan janda dengan dua orang anak.

Masih kata Purnamawati, dari bulan ke bulan kondisi belum membaik. Akibatnya modal usaha pun menipis. Namun ia tak putus asa dan berpikir untuk tetap bisa bertahan dan bangkit di tengah pandemi Covid19.

Terlebih kedua anaknya masih kuliah semua dan membutuhkan biaya yang tentunya tak sedikit. Sebagai tulang punggung keluarga, Purnamawati berpikir harus tetap bisa bertahan supaya anak-anaknya tetap bisa kuliah.

"Saya berkeyakinan kondisi pandemi Covid-19 akan berangsur-angsur pulih. Untuk itulah saya harus bisa survive, saya berpikir bagaimana cara untuk mencari tamban modal usaha," kata Purnamawati yang usianya sudah tak muda lagi.

Kesulitan yang Purnamawati alamipun diceritakan ke anaknya bernama Ganda, yang masih kuliah. Ganda akhirnya memberikan masukan kepada orangtuanya, supaya meminjam uang sebagai tambahan modal di Pegadaian. Sebab kalau meminjam uang di bank atau yang lainnya terbilang sulit, terlebih disaat pandemi Covid-19 seperti ini.

Akhirnya Purnamawati menyuruh Ganda untuk mengajukan pinjaman ke Pegadaian, untuk produk kreasi. Ia pun mendapatkan kemudahan dan dapat pinjaman hampir Rp 4 juta dengan bunga yang cukup ringan.

"Alhamdulillah dengan adanya tambahan modal dari Pegadaian tersebut, kini kami bisa bertahan dan mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19," kata Purnamawati.

Sementara itu Pemimpin PT Pegadaian Kanwil III Palembang Julianto mengatakan, saat pandemi Covid-19 memang banyak kendala untuk mengembangkan usahanya.

"Untuk itu kita juga berikan relaksasi agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta usaha ultra mikro (UMi) agar bisa bernafas legah. Kini mereka sudah mulai bangkit dan kondisi keuangannya mulai pulih," kata Julianto saat dibincangi di Pegadaian UPC Mal PS.

Julianto pun mengatakan, Pegadaian terus meningkatkan penyaluran Kredit Ultra Mikro (Kreasi UMi), dalam upaya membantu perkembangan UMKM yang belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari perbankan (unbankable) melalui kredit usaha rakyat (KUR).

Menurutnya, program Kreasi UMi sebagai salah satu alternatif dalam pemberian fasilitas kredit yang bersifat fleksibel, sehingga tidak menyulitkan para nasabah.

"Untuk all standing terakhir di Pegadaian sudah menyalurkan Rp 310 miliar dan ditargetkan bisa menyalurkan Rp 375 miliar. InsaAllah kita bisa melampaui di Rp 400 miliar," katanya.

Menurutnya, untuk sektor yang terbesar di sektor perdagangan, penjual sembako, pakaian dan lain-lain. Terlebih saat Ramadan kebutuhan sandang papan dan pangan cukup diminati.

"Pegadaian mendukung pembentukan ekosistem ultra mikro untuk mewujudkan pemulihan ekonomi di Sumsel maupun nasional," ungkapnya.

Suasana pelayanan di Pegadaian UPC Mal PS.
Suasana pelayanan di Pegadaian UPC Mal PS. (TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI)

Sebagai informasi, Kreasi UMi dapat diperoleh di seluruh outlet Pegadaian di Indonesia. Untuk mendapatkan pembiayaan ini, nasabah cukup dengan melengkapi persyaratan yaitu memiliki usaha yang memenuhi kriteria kelayakan dan sudah berjalan satu tahun, fotokopi kartu keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan surat nikah (jika sudah menikah).

Lalu, menyerahkan dokumen yang sah dan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB asli, fotokopi STNK, dan Faktur Pembelian).

Kreasi UMi merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan, yang berfokus pada usaha-usaha mikro di lapisan masyarakat bawah yang belum bankable. UMi disalurkan ke Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) seperti PT Pegadaian (Kreasi UMi) dan lain-lain.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Taukhid menambahkan, berdasarkan data up date Maret 2021 untuk UMi sudah disalurkan sebesar Rp 8,8 miliar, dengan 1.661 debitur.

"Dari Rp 8,8 miliar ini tersebar di 12 Kabupaten/Kota di Sumsel serta Provinsi Sumsel sendiri. Penyaluran UMi terbanyak di Muare Enim, Ogan Ilir dan Palembang," katanya.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved