Anak Ojek Online Tewas Setelah Makan Sate Beracun, Korban Sempat Merasakan Pahit dan Pedas
Sebelumnya, Naba sempat merasa ada pahit-pahit dan pedas setelah menyantap setengah sendok bumbu sate dan lontong
TRIBUNSUMSEL.COM, BANTUL-Naba Faiz Prasetya (8 tahun), seorang anak tukang ojek online di Bantul, Yogyakarta, meninggal setelah makan sate.
Sebelumnya, Naba sempat merasa ada pahit-pahit dan pedas setelah menyantap setengah sendok bumbu sate dan lontong.
Naba kemudian lari ke kulkas ngambil air minum. Sang istri yang menganggap Naba kepedasan biasa, menghabiskan separuh lagi lontong dan bumbu sate itu.
Selang beberapa detik, keduanya kontraksi hebat dan dilarikan ke rumah sakit.
Naba akhirnya meninggal dunia, sedangkan istrinya Titik Rini (33 tahun), sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Polisi memastikan bumbu sate lontong yang disantap ibu dan anak itu mengandung racun.
Hal itu diketahui setelah pihak Reskrim Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menerima informasi dari laboratorium.
"Informasinya sementara positif mengandung racun jenisnya C," kata Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi di Mapolres Bantul, Kamis (29/4/2021).
Namun, Ngadi tidak menjelaskan racun jenis C lebih lanjut. Dia hanya menyebutkan, racun itu jenis yang mudah didapatkan, seperti apotas dan obat tikus. Racun itu dipastikan ditemukan dalam bumbu sate yang dikonsumsi oleh keluarga Bandiman, yakni Titik Rini dan Naba.
"Silakan diartikan sendiri. Yang jelas racun jenis C ini mudah didapatkan, itu kan untuk di apotas ada racun itu, obat tikus juga ada. Jenisnya ada yang cair dan yang padat," kata dia.
"Bumbu sama sate yang ada di bumbunya itu, intinya di bumbunya," ucap Ngadi Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan laboratorium agar mengirimkan hasilnya secara resmi sehingga bisa dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Ini Jenis Racun di Bumbu Sate yang Tewaskan Anak Ojek Online di Bantul, Mudah Didapat
"Hari ini keluar. Secara fisiknya (resmi) belum dapat tembusan, tapi kita sudah dapatkan hasilnya," kata Ngadi.
Terkait otopsi yang ditolak oleh pihak keluarga, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Bantul. Apakah masih diperlukan untuk otopsi atau sudah cukup menggunakan hasil laboratorium.
"Kita akan koordinasikan dengan kejaksaan," kata dia.
Ngadi mengatakan, pihaknya masih memeriksa saksi-saksi.