Di Pelukan Prabowo, Pria Ini Menangis saat Menhan Datangi Rumah Dansatsel Kolonel Harry Setiawan

Kedatangan Menhan Prabowo pada Minggu (25/4/2021) menjadi momen yang mengharukan.

Editor: Weni Wahyuny
Instagram @infokomando
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, dipeluk oleh keluarga almarhum Kolonel Laut (P) Harry Setiawan, salah satu awak kapal KRI Nanggala-402 yang gugur. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang pria memeluk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat berkunjung ke rumah Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) almarhum Kolonel Laut (P) Harry Setiawan.

Diketahui, Dansatsel menjadi salah satu dari 53 awak KRI Nanggala-402 yang gugur.

Tak hanya memeluk, pria yang diketahui keluarga dari Harry Setiawan pula nampak menangis di pelukan Prabowo, berdasarkan informasi yang diunggah instagram @infokomando.

Kedatangan Menhan Prabowo pada Minggu (25/4/2021) menjadi momen yang mengharukan.

Dalam video, Prabowo tampak memeluk seorang pria yang merupakan keluarga Almarhum.

Pria tersebut menangis, dan sesekali ditenangkan oleh Menhan.

Keluarga yang berada di sampingnya pun juga ikut meneteskan air mata atas duka yang sedang dialami.

Diberitakan Surya.co.id sebelumnya, Prabowo Subianto menjamin beasiswa para anak awak KRI Nanggala-402 hingga kuliah.

Menhan yang juga berlatar belakang TNI ini terus mendorong agar putra Harry bisa meneruskan kegigihan, kegagahan, dan dedikasi sang ayah.

Seperti yang dituturkan oleh Kolonel Laut (P) Kicky Salvachdie, saudara sepupu Harry.

"Pak Menhan menepuk lengan putra Mas Harry," ujarnya.

Kedatangan Menhan Prabowo disambut haru seluruh keluarga. Istri dan keempat anak Harry ikut menemui Prabowo.

Kicky menyebut bahwa Menhan dalam hal ini Pemerintah turut berempati atas gugurnya sang Dansatsel.

Harry gugur dalam tugas negara untuk menjaga Samudera Nusantara.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat memberi support putra sulung Kolonel Laut (P) Harry Setiawan di rumah duka, tadi malam. Menhan Prabowo jamin beasiswa anak awak KRI Nanggala 402 hingga kuliah.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat memberi support putra sulung Kolonel Laut (P) Harry Setiawan di rumah duka, tadi malam. Menhan Prabowo jamin beasiswa anak awak KRI Nanggala 402 hingga kuliah. (istimewa)

Dugaan Awal Penyebab Kecelakaan

Gambar dari kamera kapal MV Swift Rescue, ditangkap di kedalaman 838m, menunjukkan kemudi selam dari kapal selam yang tenggelam.
Gambar dari kamera kapal MV Swift Rescue, ditangkap di kedalaman 838m, menunjukkan kemudi selam dari kapal selam yang tenggelam. (Kapal MV Swift Rescue via Tribunnews)

Seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 dinyatakan gugur, Minggu (25/4/2021) sore.

Hal tersebut disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Minggu petang.

Insiden tersebut dimulai saat kapal yang berjuluk Monster Bawah Laut tersebut hilang kontak pada Rabu (21/4/2021).

Setelah itu kapal selam KRI Nanggala-402 resmi dinyatakan tenggelam (subsunk) pada Sabtu (24/4/2021).

Penetapan status ini berdasarkan penemuan peralatan kapal yang keluar akibat terjadi retakan.

"Dengan ditemukannya peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan. Memang terjadi tekanan kedalaman yang dalamnya sampai 700-800 meter, ini tentunya terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam konferensi pers, Sabtu (24/5/2021).

KSAL juga menjelaskan terkait dugaan awal atau analisis awal penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402.

KSAL mengungkap hal tersebut bukanlah kesalahan manusia (human error) mau pun black out atau mati listrik, sehingga kapal buatan Jerman itu tengelam.

"Sudah kita evaluasi dari awal saya berkeyakinan ini bukan human error dan lebih kepada faktor alam," kata Yudo, di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Minggu (25/4/2021), dikutip dari Kontan.co.id.

Yudo pun juga yakin proses menyelam kapal selam KRI Nanggala-402 sudah melalui semua prosedur yang ada.

Prosedur itu yakni saat menyelam ada laporan penyelaman.

Kemudian, terdengar dari sea rider penjejak bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 telah melaksanakan peran persiapan bertempur, menyelam, dan sebagainya.

Kemudian, ia yakin tidak black out karena saat menyelam diketahui lampu masih menyala semuanya.

Namun analisis lanjutan sangat diperlukan, maka dari itu perlu mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala-402 terlebih dahulu.

"Jadi nantinya akan diinvestigasi setelah badan kapal bisa diangkat," kata dia.

Baca juga: Duka Prabowo saat Saudaranya Letda Rhesa Tri Sigar Gugur dalam KRI Nanggala-402 : Akan Selalu Hidup

KRI Nanggala Terbelah Jadi 3 Bagian

KSAL Laksamana TNI Yudo Margono juga menerangkan, kondisi kapal KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian.

Di mana sebelumnya titik lokasi KRI Nanggala-402 berhasil dilacak oleh KRI Rigel, kemudian pemindaian dibantu oleh kapal MV Swift Rescue dari Singapura, diberitakan Tribunnews sebelumnya.

Dengan menggunakan robot bawah laut yang disebut Remotely operated underwater vehicle (ROV), MV Swift Rescue mengecek temuan KRI Rigel.

"Berikut ini terdapat bagian-bagian dari KRI Nanggala. Di sana KRI Nanggala terbelah jadi 3 bagian," ujar Yudo dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021).

Yudo menjelaskan terdapat bagian belakang kapal tak berbadan tekan, selanjutnya kemudi horizontal dan vertikal.

"Ini badan kapal, bagian buritan kapal. Ini lepas dari badan utamanya yang berbadan tekan," ucap Yudo sambil menunjukkan bagian kapal tersebut lewat gambar.

Pantauan ini terlihat melalui alat ROV dari Singapura yang mendapat kontak visual dan memperlihatkan adanya serpihan badan kapal KRI Nanggala 402 di kedalaman 838 meter.

Berita lainnya terkait KRI Nanggala-402

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Tio) (Kontan.co.id/Imam Rosidin) (Surya.co.id/Nuraini Faiq)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Seorang Pria Menangis di Pelukan Prabowo Subianto, Keluarga Almarhum Kolonel Laut Harry Setiawan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved