seleb
Zaskia Adya Mecca Keluhkan Teriakan Sahur di Toa Masjid, Farhat Abbas Menyindir
Dijelaskan Farhat orang yang protes cara membangunkan sahur adalah orang yang ingin mencari perhatian dan melukai diri sendiri.
Penulis: M Fadli Dian Nugraha | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Sempat ramai komentar baik yang pro dan kontra terhadap keluhan Zaskia Adya Mecca terhadap pria bernama Ramadhan yang membangunkan sahur dengan berteriak.
Pengacara, Farhat Abbas menyayangkan tindakan yang dilakukan Zaskia Adya Mecca tersebut.
Pengacara fenomenal tersebut merasa terluka jika tradisi membangunkan sahur yang sudah lama dilakukan masih dipersoalkan, dilansir dari Youtube Cumicumi.
“Kalo menurut saya sahur itu bangun sahur berpuasa ramadhan merupakan kewajiban rukunnya bangun makan sahur kendalanya apa orang bisa bangun sahur inisiatif masjid toa yang peduli masyarakat mereka menggunakan berbagai macam cara ada pukul kentongan, bambu, ada teriak bahkan bawa band menurut saya suatu hiburan karena proses tidak berkelanjutan,”katanya.
“Hanya durasinya mungkin 15 sampai 30 menit jam 4 ngak ada bunyi lagi jadi orang yang beragama bukan islam aja toleransi tidak protes yang saya prihatin dan terganggu justru orang-orang muslim yang protes,”ungkap Farhat.
Dijelaskan Farhat orang yang protes cara membangunkan sahur adalah orang yang ingin mencari perhatian dan melukai diri sendiri.
Diungkapkan Farhat bahwa membangunkan sahur tidak mengganggu justru merupakan ibadah.
“Karena kepedulian kita sudah hilang dalam bersosial dan bertetangga ngak ada lagi saling menggingatkan jadi orang yang diingatkan sahur ini merupakan rukun islam harus dilaksanakan umat muslim bangun tepat waktu kemudian kita berpuasa bersama,”jelas Farhat .
Farhat mengungkapkan bahwa harus lebih banyak menghargai mayoritas dibanding minoritas begitu juga saat acara agama lain bahwa mayoritas harus menghargai minoritas.
“Kita harus menghargai yang lebih banyak disbanding yang sedikit begitu juga pada saat lebaran agama lain kita juga yang banyak harus menghargai yang sedikit,”terang Farhat.
Dalam pandangan Farhat jika tidak ada toa dan partisipasi mayarakat membangunkan sahur ia merasa kalau bukan Farhat mereka yang anti sosial.
“Tingkat kepedulian sosialnya sudah pudar jadi budaya kearifan lokal dalam puasa ini baik bunyi-bunyian dan toa adalah tradisi yang harus dipertahankan jangan emosional dan tidak menggangu tidur,”ujar Farhat.