Corona di Sumsel

Pandemi di Sumsel Belum Selesai, Wastafel Lawan Covid di Tempat Umum Jadi Tempat Sampah

Ditambahkannya, selain air tidak ada dari wadah penampungan air, keran semua sudah copot semua, sehingga tidak bisa berfungsi

Editor: Wawan Perdana
Tribunsumsel.com
Fasilitas protokol kesehatan cuci tangan di pasar Kota Palembang tidak lagi berfungsi karena tidak ada air, Minggu (25/4/2021). Beberapa keran sudah copot dan wastafel jadi tempat pembuangan sampah. 

Bagaimana di daerah? Setali tiga uang. Kekecewaan itu dirasakan pengunjung dan pedagang di Pasar Kayuagung karena tedmon tempat cuci tangan umum yang disediakan oleh Dinas Perdagangan dalam keadaan kosong.

"Gawat ini, tempat cuci tangan disediakan, tetapi air dan sabun tidak ada. Bagaimana kami mau menerapkan prokes kalau keadaan seperti ini," ungkap Ferdi bersama rekannya yang kecewa dan mengurungkan niatnya mencuci tangan, Minggu (25/4) sore.

Baca juga: Selain Dilarang Mudik, ASN di Lahat juga Tak Boleh Ambil Cuti Lebaran Idul Fitri 1442 H

"Kalau bisa petugas rutin merawat dan melakukan pengisian air setiap hari jadi ada manfaatnya. Apalagi ini berada dipusat keramaian," kata dia.

Pengojek yang mangkal di pasar itu mengatakan, banyak pengunjung yang menyayangkan tedmon air dibiarkan dalam keadaan kosong. "Saya lihat sejak kemarin ada beberapa pengunjung yang tidak jadi cuci tangan karena tidak ada air dan sabun," kata Manto.

Diharapkan dia, tempat cuci tangan tersebut jangan hanya dijadikan pajangan. Sebab kesadaran masyarakat untuk cuci tangan juga harus didukung dengan sarana dan prasarana yang disiapkan.

"Setahuku tidak setiap hari diisi air oleh petugas," pungkasnya.

Pantauan Tribunsumsel.com di Pasar Tradisonal Modern (PTM) 1 dan 2 kota Prabumulih, dari sebanyak hampir 10 tedmond yang disiapkan hanya satu yang berfungsi dengan baik dan masih berisi air bersih.

Leni, pedagang di dekat pos Polisi PTM Prabumulih, mengatakan, dari sekian banyak tedmond disediakan hanya satu yang berfungsi. "Memang hanya satu ini yang berfungsi tapi masih dimanfaatkan banyak masyarakat untuk cuci tangan," ujarnya.

Leni menuturkan, tedmond tersebut tidak berisi karena tidak terhubung dengan saluran air PDAM dan hanya di samping pos polisi dan Pol PP yang terhubung sehingga air selalu ada.

"Air PAM itu tiga hari sekali ngalir, jadi selalu mengisi tedmond, sementara lainnya tidak terhubung jadi tidak berisi dan tak berfungsi," tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih, dr Happy Tedjo ketika dikonfirmasi terkait hal itu berkilah pemerintah bertugas mendirikan saja dan selanjutnya untuk pengelolaan kembali ke instansi masing-masing dalam hal ini UPTD Dinas Pasar.

"Pemerintah mendirikan dan menjadi tugas instansi terkait untuk menjaga, memperbaiki dan mengelola. Itu kan di pasar, maka dinas pasar harusnya memperbaiki jika ada rusak, mengisi air masa kita harus ke tiap instansi mengurus itu," jelasnya.

Terpisah, Kepala UPTD Pasar, Gunawan ketika dikonfirmasi melalui ponsel sedang dalam keadaan tidak aktif.
Jadi Pajangan

Sementara sebanyak delapan tedmond untuk cuci tangan baik di bagian depan, tengah maupun belakang pasar kebanggaan warga Prabumulih tersebut hanya terpajang bak hiasan alias tak berfungsi lagi.

Selain tidak berisi air, pipa dan keranan air sudah mengalami kerusakan bahkan ada yang hilang. Begitu pun tempat sabun sudah tidak ada lagi di tempat cuci tangan tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved