Kondisi Memburuk Ada 2.767 Kematian 24 Jam Terakhir, Ini Senjata India Melawan Covid-19
Kasus Covid-19 di India akan mencapai puncaknya dua minggu lagi dengan rekor infeksi harian hingga 500.000 kasus
TRIBUNSUMSEL.COM-New Delhi,iibu kota India akan memperpanjang lockdown untuk mencegah lebih meluaskan penularan Covid-19.
Sebab diprediksi, kasus Covid-19 di India akan mencapai puncaknya dua minggu lagi dengan rekor infeksi harian hingga 500.000 kasus.
"Situasi (infeksi) virus corona semakin memburuk, itulah sebabnya kami memulai lockdown selama enam hari pada pekan lalu. Dengan kasus yang meningkat sangat cepat, kami perlu memulai lockdown."
"Itu senjata yang kami gunakan untuk melawan pandemi," kata Arvin Kejriwal, Kepala menteri Delhi kepada media.
"Mengingat kasus masih meningkat, kami telah berkonsultasi dengan masyarakat Delhi dan memutuskan untuk memperpanjang lockdown satu minggu lagi," imbuhnya seperti dilansir dari The Independent, Senin (26/4/2021).
India mencatat ada 349.691 kasus baru Covid-19 dan 2.767 kematian dalam 24 jam terakhir.
Dengan angka tersebut, India telah mencatat lonjakan kasus Covid-19 tertinggi di dunia selama empat hari berturut-turut.
Sebanyak 54 persen di antaranya, kasus Covid-19 terjadi paling banyak di lima negara bagian, yakni Maharashtra, Uttar Pradesh, Karnataka, Gujarat dan Kerala.
Baca juga: Mengintip Kondisi Covid-19 di India, Tangis Warga di Jalanan hingga Telan Korban Seperti Monster
Lonjakan kasus Covid-19 di India diperkirakan akan mencapai puncaknya pada pertengahan Mei, dengan jumlah infeksi harian mencapai setengah juta kasus, menurut The Indian Express, mengutip penilaian internal pemerintah.
"Itulah yang disarankan oleh beberapa (permodelan) model virus," kata Shahid Jameel, direktur biosains di Ashoka University, dekat Delhi.
Kasus Covid-19 di India telah menyebabkan lonjakan penerimaan pasien di rumah sakit.
Bahkan, rumah sakit di negara ini mulai kehabisan pasokan oksigen, menekan harga persediaan oksigen yang tersisa.
Hal ini juga memungkinkan akses pasien ke perawatan rumah sakit swasta, yang berpotensi dapat menyelamatkan nyawa orang-orang.
Sementara itu, pasien yang tidak mampu sangat bergantung pada rumah sakit pemerintah dengan perawatan gratis.
Namun kini rumah sakit ini juga mulai penuh sesak, di mana tempat tidur hampir habis, menciptakan kondisi yang sangat kacau di pelayanan kesehatan milik pemerintah setempat.