Perawat RS Siloam Dipukuli

Alami Trauma Berat, Perawat RS Siloam Christina Sempat Ingin Berhenti. Ini Kata PPNI Sumsel

Perawat CR, korban penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga pasien di RS Siloam beberapa waktu lalu sempat ingin berhenti dari pekerjaannya.

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Prawira Maulana
TRIBUN SUMSEL/SRI HIDAYATUN
Ketua Umum DPP PPNI , Dr Harif Fadila, SKP, SH Kep didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas PPA Pemprov Sumsel Henny Yulianti usai menjenguk CRS perawat RS Siloam korban penganiayaan keluarga pasien, Selasa (20/4/2021). 

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG- Perawat CR, korban penganiayaan yang dilakukan oleh keluarga pasien di RS Siloam beberapa waktu lalu sempat ingin berhenti dari pekerjaannya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua DPW PPNI Sumsel, Subhan usai mendampingi Ketua Umum DPP PPNI , Dr Harif Fadila, SKP,SH.M.Kep, Selasa (20/4/2021).

"Ya, informasi itu memang dari kami. Saat kami bertemu dengan ibu Christina si korban ini memang ia sempat bilang sama ibunya mau berhenti saja dari pekerjaannya sebagai perawat," ujarnya.

Hal itu lantaran rasa trauma yang begitu besar yang ia alami saar menjadi korban penganiayaan yang viral beberapa waktu lalu.

"Namun keinginan itu kita bicarakan ke korban dan kita yakinkan dan berikan suport agar tetap untuk berdedikasi dengan profesinya sebagai perawat," tegas dia.

Kata dia, untuk menyembuhkan rasa trauma tidak mudah dan butuh proses yang cukup lama.

"Tapi kita juga tim psikolog ini sudah ada dari rumah sakit dan juga pemprov. Apalagi semua rekan profesi se Indonesia juga telah memberikan dukungan kepada dia (korban,red)," jelasnya.

Tak hanya itu, dukungan dari luar teman seprofesi juga mengalir untuk perawat CR ini. "Kita akan selalu support dan berikan dukungan," tegas dia.
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved